Denpasar (Antara Bali) - Pelaku pariwisata di Sanur mengajak pelajar sekolah dasar, pemerhati lingkungan dan wisatawan mancanegara melepas puluhan tukik sebagai bagian peduli lingkungan dan konservasi hewan langka.
"Kami harus memberikan edukasi untuk membentuk generasi yang berbeda karena tantangan saat ini menyangkut lingkungan itu sangat besar," kata pelaku pariwisata sekaligus inisiator peduli lingkungan Ida Bagus Kharisma Wijaya di Sanur, Denpasar, Sabtu.
Puluhan tukik itu merupakan jenis penyu hijau, dilepas di Pantai Sanur yang disambut antusias masyarakat setempat dan wisatawan mancanegara, ikut bergiliran melepas hewan mungil tersebut.
Menurut Kharisma Wijaya yang juga General Manajer Hotel Segara Village Sanur, pihaknya ingin menanamkan kepada generasi muda agar ikut melestarikan hewan langka tersebut dari ancaman kepunahan.
Wisatawan mancanegara juga diharapkan memahami bahwa komponen masyarakat di Bali memiliki kepedulian tinggi terkait keberadaan hewan langka tersebut.
Selain melepas tukik, para pelajar juga diedukasi mengenai pengelolaan sampah khususnya sampah plastik.
Mengingat pencemaran laut dari sampah plastik, kata dia, juga berpengaruh besar terhadap kerusakan lingkungan dan memengaruhi kelangsungan hidup ekosistem di dalamnya termasuk penyu.
Dalam kesempatan itu para pelajar diingatkan untuk melakukan pemilahan sampah sama halnya dengan manajemen sampah di hotel setempat, yakni memilah organik dan non-organik serta sampah yang bisa didaur ulang.
Dengan menggandeng EcoBali, perusahaan jasa dan edukasi yang bergerak di bidang pengelolaan sampah plastik, pelajar diimbau untuk meminimalkan pengunaan plastik dan tidak membuang sampah plastik sembarangan.
Direktur EcoBali I Ketut Merta menjelaskan sampah plastik susah terurai dan membutuhkan waktu hingga ratusan tahun untuk mengurai.
"Setiap hari kami mengumpulkan sekitar 2,5 ton sampah non-organik dari perumahan, perkantoran, sekolah dan sebagian kecil hotel," ucapnya.
Sebagian besar sampah tersebut dikumpulkan dari kawasan Bali Selatan seperti Nusa Dua, Jimbaran, Canggu, Tanah Lot, Sanur dan Ubud.
Sampah-sampah nonorganik khususnya plastik kemudian dipasok ke Jawa Timur untuk diolah menjadi barang daur ulang karena di Bali belum ada pabrik pengolahan sampah yang bisa didaur ulang. (*)