Klungkung (ANTARA) - Ketika hadir dalam forum "Asean PR Conference" di Sunset Road, Kuta, Bali (22/9/2017), Dirut Perum LKBN Antara Meidyatama Suryodiningrat mengapresiasi upaya Tim LKBN Antara Biro Bali yang saat itu sedang Siaga terkait status Gunung Agung (saat itu masih berstatus Siaga atau H-1 perubahan status dari Siaga ke Awas).
"Silakan beli HT (handy talky) untuk mendukung komunikasi dan informasi (terkait kondisi siaga), kalau bisa beli secepatnya, Pak Edy bisa langsung beli sepulang dari sini (Sunset Road). Beli HT dengan kualitas barang yang terbaik," kata Dirut Antara yang akrab disapa Pak Dimas itu kepada Kabiro LKBN Antara Bali Edy M Yakub yang melaporkan kondisi Siaga di Biro Bali.
Jumat (22/9) pukul 19.55 Wita, fotografer Wira Suryantala menulis laporan "Flash" tentang meningkatnya status Gunung Agung dari "Siaga" menjadi "Awas". Dirut yang menerima laporan via Whatsapp/WA pun langsung merespons, "Harap disiapkan dan diperhatikan keperluan keluarga staf Antara. Jika ada yang bisa kami bantu mohon info".
Sabtu (23/9) pagi, situasi di Karangasem tampak hujan dan mendung. Selain itu, pengungsi pun makin banyak berdatangan ke Karangasem hingga menjadi "kota mati", karena ditinggalkan warganya. Sabtu (23/9) malam, Fotografer Nyoman Budiana langsung berkoordinasi untuk membuka Posko Antara untuk Gunung Agung di Wak Asih, Jalan Kenyeri, Klungkung, guna memudahkan peliputan dan koordinasi, karena pemantauan dari Kota Denpasar cukup jauh dan kurang efektif.
Akhirnya, sejumlah pewarta pun bergerak ke Karangasem, diantaranya Dewa Wiguna (Sabtu), Made Surya (Minggu), dan Pande Yudha/Fikri (Minggu-Senin). Antara Bali pun menyewa dua kamar untuk posko tahap pertama. Praktis, selang lima hari dari peningkatan aktivitas vulkanik pada 18 September 2017, maka posko "Klungkung Team" pun dimulai pada 23 September 2017 itu.
Minggu (24/9), Tim Antara untuk Gunung Agung mulai melibatkan IMB Andi Purnomo dari Buleleng dan Redaktur I Ketut Sutika serta Nyoman Aditya untuk memberi "back up" pada tim/posko itu, termasuk dukungan masker. Koordinasi dengan Dewan Redaksi Antara di Jakarta pun dilakukan, termasuk kemungkinan "back up" dari Jakarta atau Biro Jatim (biro terdekat) bila terjadi "emergency".
Mulai Senin (25/9), pemberitaan dan foto dari Tim Antara di Posko Klungkung pun "menghiasi" sejumlah media massa nasional dan internasional, sehingga Dirut pun menekankan untuk "Berikan Yang Terbaik untuk Teman-teman (di posko)".
Selasa (26/9), Presiden Jokowi yang menghadiri acara di Nusa Dua (pertemuan rektor se-Indonesia terkait radikalisme di kampus) langsung ke posko pengungsian di Buleleng dan Klungkung. Rabu (27/9), Mensos Khofifah dan Konsul RRT Hu Yinquan juga ke posko pengungsian Posko Utama di Tanah Ampo.
"Saya sering perhatikan foto dan tulisan teman-teman dari Gunung Agung, kalau posko mau dilanjutkan terserah pada biro," kata Dirut saat menandatangani "Tjatranata Certificate" disela-sela Rakernas LKBN Antara 2017 di Jakarta (3-7/10).
Posko Klungkung itu diputuskan buka sampai ada penurunan status (dari Awas menjadi Siaga). Minggu (29/10), Redaktur Senior I Ketut Sutika melaporkan penurunan status Gunung Agung dari "Awas" menjadi "Siaga", namun Biro Bali tetap membuka posko hingga Sabtu (4/11) untuk memantau prosesi Hari Raya Galungan di kawasan Gunung Agung yang dilakukan IMB Andi Purnomo dan Fikri Yusuf.
"Posko Klungkung yang WA (whatsapp) tetap jalan," ujar Nyoman Budiana yang selama 43 hari mengoordinasikan posko yang menegangkan itu. Ya, menegangkan, karena erupsi Si "Gunung Dewa" itu pun masih misteri...
Awas, Siaga (Meletus), Awas
Selasa (21/11) pukul 17.30 Wita, fotografer Nyoman Budiana memberi informasi kalau Gunung Agung meletus. "Bagaimana rencana kita, pak?," katanya, berkoordinasi. Akhirnya, saya minta dia ke TKP (tempat kejadian perkara/peristiwa) saja. Budiana pun mengajak Fikri Yusuf ke TKP pada pukul 18.13 Wita, padahal waktu tempuh lokasi dari Kota Denpasar sekitar 1,5 jam dan kondisinya hujan.
Berita meletusnya Gunung Agung (letusan pertama) itu akhirnya dibuat oleh pewarta Dewa Wiguna melalui telepon, karena ia sedang mengikuti pelatihan di Jakarta, sehingga Antara menyiarkan berita pertama tentang letusan gunung itu pada pukul 18.26 Wita. Malam itu, ada tiga berita dan satu "round-up" tentang peristiwa letusan itu.
Setiba di TKP, Budiana bertanya, "Apa perlu buka Posko Klungkung lagi, pak?". Saya jawab, saya mau tanya Jakarta dulu. Dirut pun menyatakan, "Ya, pak. Silakan ambil langkah inisiatif sesuai yang dibutuhkan. Saya pasti dukung". Sementara itu, Kepala Divisi Pemberitaan Umum Perum LKBN Antara, Erafzon Saptiyulda , menegaskan, "Biro boleh buka Posko Gunung Agung lagi, tapi lengkapi dengan surat kayak sebelumnya" (kronologis kejadian dan koordinasi kantor biro-pusat).
Akhirnya, Antara buka posko peliputan Gunung Agung lagi di lokasi yang sama di Klungkung dengan nomer kamar paling depan terhitung sejak 21 November 2017 (malam) hingga 23 November 2017 atau 43+. Dalam rapat, Rabu (22/11) pagi, saya menyampaikan soal Posko Klungkung yang buka lagi selama tiga hari (43+3)...
Rabu (22/11) pukul 09.48 Wita, Budiana menanyakan kelanjutan posko, karena letusan belum signifikan. Saya tegaskan, "Tunggu sampai sore, kalau letusan cenderung menurun atau masih landai ya besok (Kamis, 23/11) ditutup dulu, sampai ada perkembangan genting". Budiana dan Fikri sepakat untuk pulang pada Kamis (23/11), tapi Budiana singgah ke Posko Rendang untuk pemantauan terakhir dan Fikri langsung ke kota. Namun, pemantauan tetap berjalan....
Kamis (23/11) jam 09.48 Wita, Budiana melaporkan hasil pantauan PVMBG sejak Rabu (22/11) malam masih ada tremor, tapi skalanya kecil /microtremor. Belum ada tanda-tanda perkembangan signifikan, maka saya minta posko tutup saja dulu. "Saya pantau dari posko Gianyar. Hari ini, saya ke Posko Rendang dulu untuk antisipasi, karena situasi tidak bisa diprediksi, sehingga sewaktu-waktu bisa berubah lagi. Dari Rendang, saya balik ke Denpasar," kata Budiana.
Pada Senin (27/11) jam 06.00 Wita (jam 07.00 WIB), ada informasi terkait peningkatan status Gunung Agung dari Siaga menjadi Awas. Budiana berkoordinasi lagi untuk membuka kembali Posko Klungkung terkait "letusan kedua" itu. Saya sempat melapor kepada Dirut dan Kepala Divisi Pemberitaan Umum Erafzon Saptiyulda, lalu Posko Klungkung pun dibuka. Saya minta Fikri Yusuf untuk melunasi posko dalam seminggu ke depan (27 November-3 Desember 2017). Hanya saja, tarif sewa dinaikkan 50 persen. Jadi, Antara buka posko lagi atau menambah 7 hari lagi (43+3+7).
Setelah itu, saya melaporkan ke Dirut dan Bang Erafzon (Kepala Divisi Pemberitaan Umum) bahwa Biro Bali sudah membuka kembali Posko Klungkung dan memfokuskan pemberitaan/foto pada letusan, lahar hujan, dampak pendidikan, penerbangan dan pengalihan ke jalur darat (bus), dampak perekonomian/pariwisata, dan sebagainya.
"Utamakan keselamatan selalu, tapi liputan tetap jalan, karena berita Antara Bali sangat dibutuhkan. Salut saya utk teman2 foto dan redaksi, berita/foto mereka banyak dipakai...," kata Dirut. Bahkan, Pak Erafzon (Divisi Pemberitaan) juga merespons,"Bali cukup baik, pak. Jika ada yang dibutuhkan, termasuk tenaga pewarta, kita akan siapkan, baik dari daerah terdekat maupun dari Jakarta".
Selasa (28/11), saya tegaskan kepada teman-teman di posko bahwa keselamatan dan peliputan adalah dua hal yang bisa bertemu tapi bisa juga tidak, karena itu berdoa terus sambil tetap liputan... Apalagi, tinggi semburan dari puncak kawah sempat mencapai 4.000 meter dari puncak kawah pada Selasa (28/11) pukul 06.00-12.00 Wita, setelah sebelumnya bergerak dari 700, 1.500, 3.000, 3.380, 3.000, 4.000 meter, lalu menurun ke 2.000 meter, 2.000, 1.000, 500-1.000, dan akhirnya naik lagi 1.000, 1.500, 2.000, 2.100...
Pastikan Posisi
Pada Selasa (28/11) malam, saya memastikan posisi teman-teman di TKP untuk menjamin bahwa mereka selamat. Menjelang petang, I Made Surya dan Fikri Yusuf sudah di Posko Klungkung, sedangkan Wira Suryantala masih berada di Amed (sisi timur gunung) dan Nyoman Budiana sedang bergerak menuju Amed untuk menggantikan Wira, tapi ia melalui jalur agak jauh guna menghindari zona merah (bahaya). Akhirnya, Wira pun kembali ke Posko Klungkung, lalu Budiana menyusul meninggalkan Amed pada Selasa (28/11) pukul 21.24 Wita. (Jumat, 1/12, fotografer Jakarta, Hafiz Mubarak, tiba di Bali untuk back up).
Dalam situasi "letusan" itu, saya menerima informasi menggembirakan dari M Irfan Ilmie (Kabiro Antara Beijing/mantan Asmen Pemberitaan Antara Biro Bali) bahwa foto-foto Gunung Agung banyak dikutip "China Daily" (Kompas-nya China), lalu saya "share" ke Dirut dan teman-teman Redaktur, termasuk teman-teman Biro Bali sebagai motivasi. Itu belum termasuk sejumlah media nasional, termasuk media lokal Bali sendiri. Lega rasanya...
Minggu (3/12), masa sewa kamar di Posko Klungkung pun habis, tapi kondisi Gunung Agung masih Awas, meski kondisi sudah mulai stabil pada ketinggian letusan 1.000-2.000 meter, sehingga saya pun minta izin kepada Dirut untuk memperpanjang posko hingga seminggu kedepan atau 10 Desember 2017 (43+3+7+7 atau 60 hari). Dirut memahami dan mengizinkan dengan harapan pemberitaan dan foto juga mengabarkan normalisasi kehidupan...
Selasa (5/12), saya minta teman-teman untuk "membela" Bali dengan tidak menggeneralisasi dampak letusan, saya minta untuk melihat potensi wisata di Bali yang mencapai 60-an objek wisata, sedangkan potensi wisata di seputaran gunung hanya 9-10 objek wisata atau hanya 6 persen....
Jumat (8/12) terjadi "letusan/erupsi ketiga" pada pukul 07.59 WITA dengan tekanan sedang. Saat kejadian itu, Posko Klungkung tidak ada fotografer/pewarta, karena kami sedang sibuk persiapan pameran foto, namun ada fotografer Jakarta Hafidz Mubarak yang masih berencana pulang, Minggu (10/12), sehingga Nyoman Budiana bisa berkoordinasi dengannya, apalagi foto Nyoman Budiana juga sedang ada masalah dengan lensa-nya yang tidak bisa fokus.
Untuk berita tulis langsung ditangani pewarta Dewa Wiguna melalui wawancara per-telepon dengan Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana yang ada di Pos Pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang, Karangasem. "Kalau melihat kondisi seperti itu, kayaknya Posko Klungkung yang habis masa sewanya pada Minggu (10/12) perlu diperpanjang lagi, seminggu, pak," ujar Redaktur Senior, Ketut Sutika.
Kayaknya, Pak Sutika benar, karena hanya selang sehari kemudian atau Sabtu (9/12), Gunung Agung mengalami tujuh kali letusan dengan mengeluarkan asap kelabu beserta butiran debu sejak sepuluh jam terakhir (00.01 WITA hingga Pukul 10.00 WITA) dengan ketinggian abu vulkanis yang dikeluarkan Gunung Agung yang terpantau alat PVMBG mencapai 1.000-2.000 meter dari atas puncak, sehingga Nyoman Budhiana pun meluncur ke Posko Klungkung (Sabtu pagi) untuk memantau langsung ke Karangasem.
"Gunung Agung masih mengalami erupsi efusif yang berlangsung secara sporadis, juga mengeluarkan butiran abu berbentuk bulat (lapili) sebesar biji yang menerjang Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, Bali, Sabtu (9/12)," ujar Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana.
Namun, sejak Sabtu (9/12) hingga Kamis (14/12), Posko Klungkung relatif kosong, kecuali Made Surya yang sesekali ke lokasi, karena fotografer dan pewarta Antara Biro Bali sibuk dengan persiapan Simakrama dan Pameran Foto pada 13-16 Desember 2017. Akhirnya, Nyoman Budhiana dan Made Suraya meluncur lagi ke Karangasem karena ada kunjungan Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Komarudin Simanjutak.
"Melihat kondisi yang tidak signifikan, kita tidak perlu perpanjang lagi posko saat habis (17/12)," kata Nyoman Budhiana yang telah menerima 'Sertifikat Tjatranata' karena dedikasinya selama 2017, terutama untuk Gunung Agung. Penerima sertifikat yang diserahkan Kadisbud Bali Dewa Putu Beratha saat Simakrama Dasawindu (13/12) adalah Wira Suryantala, Naufal Fikri Yusuf, Dewa Wiguna, Made Surya, dan IMB Andi Purnomo.
Semuanya sepakat untuk menutup Posko Klungkung pada 17 Desember 2017 yang berarti 67 hari (43+3+7+7+7) ditempati mereka untuk proses peliputan atau sekadar pemantauan... "Liputan yang bersejarah, saat itu kirim berita dengan getaran gempa setiap 2 menit, dahsyat," kata fotografer Nyoman Budiana.
Erupsi 2018
Untuk tahun 2018, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) sempat mencatat erupsi Gunung Agung pada Rabu (27/6/2018) sekitar pukul 22.21 WITA dengan tinggi kolom abu teramati mencapai sekitar 2.000 meter di atas puncak. Pascaerupsi itu, secara visual teramati kolom gas berwarna putih tebal sejak Kamis (27/6) pagi dengan ketinggian sekitar 200 meter di atas puncak gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu.
Akhirnya, Jumat (29/6) pukul 01.00 Wita pun terjadi penutupan Bandara Bali, akibat letusan pada Rabu (27/6) malam itu. Namun, penutupan Bandara Bali hanya berlangsung 13 jam lebih, karena hasil rapat evaluasi memutuskan bahwa ruang udara bandara bahwa sudah tidak terdapat Sebaran VA dan arah angin cenderung dari arah timur ke barat laut, maka Bandara Ngurah Rai mulai dibuka pada Jumat (29/6) pukul 14.30 Wita.
Hanya selang lima hari, erupsi terjadi lagi pada Senin (2/7/2018) pukul 21.04 WTA dengan ketinggian abu vulkanik diatas puncak kawah mencapai 1.500-2.000 meter, namun erupsi kali ini merupakan Erupsi Strombolian (erupsi disertai lava pijar), sehingga masyarakat pun mengungsi akibat lava yang terlontar sejauh 1,5 kilometer dan api-nya terjatuh di hutan hingga terjadi kebakaran hutan yang meresahkan masyarakat di kawasan gunung itu. Itu pun disusul erupsi berikutnya, sehingga Gunung Agung pada Senin (2/7) pagi itu mengalami tiga kali erupsi, namun operasional Bandara Ngurah Rai masih aman.
Dirut Dimas pun memerintahkan agar Biro Bali memprioritaskan keselamatan pewarta/fotografer di lapangan, sedangkan Dirpem Akhmad Munir memerintahkan agar segera melapor bila butuh apa-apa, seperti posko. Akhirnya, LKBN Antara Biro Bali mengadakan rapat untuk menentukan perlu-tidaknya dibuka posko menyikapi erupsi "strombolian". Dalam rapat di kantor biro (5/7/2018) itu disepakati perlu-tidaknya penginapan akan dilakukan secara fleksibel (sekali waktu menginap) dengan bukti administratif (nota/kuitansi) sesuai kondisi.... Buktinya, kondisi fluktuatif pun berlangsung hingga akhir Juli 2018. (*)
SELAYANG PANDANG "ANTARA BALI"
ERA PERINTIS
0. Herman : 1945
-- “Kantor” ke-1 ANTARA Bali : d/h Restoran Betty Jl Sumatera 56, Banjar Titih, Denpasar
-- Lokasi siar proklamasi (18/8/1945) -- dibaca : Herman/wartawan
-- Sumber: Video Tentang ANTARA Biro Bali
"Berita Proklamasi Kemerdekaan RI sampai ke Provinsi Bali karena dibawa oleh seorang
wartawan ANTARA bernama Herman"
(Buku "Kiprah Kerobokan dan Peranan Markas 'K' Dalam Sejarah Pergerakan Perintis
Kemerdekaan dan Revolusi Fisik 1945" oleh I Gusti Ketut Wibisana Aryadharma)
i. I Wayan Tjatranata - Koresponden Pertama/resmi (1972 – 1979)
-- koresponden resmi ANTARA yang pertama di Bali (tugas utama sebagai wartawan
RRI Denpasar)
-- pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan RI di Bali bernama Herman (koresponden
ANTARA/tidak resmi)
-- "kantor" redaksi di rumahnya di Jl Pulau Bawean 23, Denpasar
-- namanya diabadikan sebagai "award" untuk pihak terbaik berkontribusi yakni Sertifikat
Wayan Tjatranata (sejak 2017)
ii. Ismail Jacob - Utusan Persiapan Cabang Antara (Oktober-Desember 1979)
-- pinjam ruang di kantor Deppen Bali, Jl Melati 23, Denpasar (Okt.-Des. 1979)
-- pinjam Gedung Pos di Jl Kamboja 6, Denpasar (depan Kantor Pos Kreneng):
(Okt.-Des. 1979)
1. Otang Fharyana - Kepala Cabang Pertama (Januari 1980 – 1983)
-- Kepala Cabang Pertama yang ditunjuk Antara Pusat sejak Januari 1980 (berkantor di
Gedung Pos Kreneng, Denpasar)
-- perintis kantor biro-1981 (Jl Mataram 1, Lapangan Lumintang, Kota Denpasar, Bali)
-- Tanah Hak Guna Pakai dari Pemkab Badung seluas tanah 442 meterpersegi itu
satu hamparan dengan PWI Cabang Bali
-- Berita Acara Serah Terima Pemakaian Gedung No. 641/3469/Humas
(tanpa sertifikat/berita acara di LKBN ANTARA Pusat)
(gedung direnovasi dengan dana hibah APBD 2008/Provinsi Bali sebesar Rp260 juta
-- era Kepala Biro Tunggul Susilo/2007 – 2013)
-- rekrut beberapa wartawan, diantaranya IB. Alit Wiratmaja
-- kunjungi Kantor Biro LKBN ANTARA Bali untuk tapak tilas dan dialog/refleksi sebagai
Kepala Cabang Pertama ANTARA Bali (26/9/2022) -- menerima "Sertifikat Tjatranata 2022"
ERA PENGEMBANGAN
2. Syahrul B. Hidayat - Kepala Cabang (1983 – 1986)
-- anak Wiwiek Hidayat (Kepala Cabang LKBN ANTARA Surabaya)
-- melengkapi sarana/prasarana kantor
-- merekrut 2 wartawan (Ketut Atmadja dan Ketut Sutika)
3. IB. Alit Wiratmaja - Kepala Cabang (1986 – 1996)
-- 17-2-1987 : kantor diresmikan Menteri Penerangan H Harmoko
(peresmian disaksikan Gubernur Bali Ida Bagus Mantra dan Pemimpin Umum
LKBN ANTARA Ir Handjojo Nitimiharjo).
-- perintis rumah dinas - 1988
(Jl Gatot Subroto VI-F No. 22, sekitar 300 meter ke timur dari kantor biro)
(tanah Hak Guna Pakai dari Pemkab Badung seluas 300 meterpersegi
dengan IMB/copy, tapi gedung-nya dibangun LKBN ANTARA Pusat)
-- rekrut 2 wartawan baru (Eddy Karna Sinoel/Mataram dan
Dewa Made Suta Sastradinata/resign)
-- Tahun 1996-1998, Alit Wiratmaja dipromosikan jadi Kabiro ANTARA Canberra
4. I Ketut Atmadja - Kepala Biro (1996 – 1998)
5. IB. Alit Wiratmaja - Kepala Biro (1998 – 2000)
-- sempat dua tahun memimpin ANTARA Biro Australia (1996-1998)
6. Chandra Hamdani Noor - Kepala Biro (2000 – 2005)
-- meningkatkan kerja sama dengan kalangan pariwisata
7. Drs. Ahmad Wijaya - Kepala Biro (2005 – 2007)
-- fokus menjalin kekeluargaan di LKBN ANTARA Bali
ERA PEMANTAPAN
8. Tunggul Susilo - Kepala Biro - (2007 – 2013)
-- perintis portal biro (7 Februari 2008) : Era Perum/BUMN
-- era pertama Biro Bali menerima Asmen Pemberitaan, yakni Masuki M Astro, M Irfan Ilmie
-- renovasi kantor biro dengan dana hibah APBD 2008/Provinsi Bali sebesar Rp260 juta
-- Berita Acara Serah Terima Pemakaian Gedung No. 641/3469/Humas
(tanpa sertifikat/berita acara di LKBN ANTARA Pusat)
(gedung direnovasi dengan dana hibah APBD 2008/Provinsi Bali sebesar Rp260 juta,
pembangunan gedung ditangani swasta dibawah kendali Pemprov Bali)
-- membangun merajan atau pura kecil di kantor biro dan rumah dinas
-- rekrut Ni Luh Rismawati, Dewa Wiguna, dan Nyoman Aditya
9. Made Tinggal Karyawan - Kepala Biro - (2013 – 2016)
-- perintis koran biro “Bali Kini” (September 2015)
-- pendukung utama koran "Bali Kini" : Made Tinggal Karyawan/Kabiro,
Ketut Atmadja/mantan Kabiro, dan mendiang maestro seni lukis Bali, Nyoman Gunarsa
-- meninggal dunia dg Plh Kabiro : I Ketut Sutika (September-Desember 2016)
(6 Oktober 2018 : Redaktur Senior I Ketut Sutika menjalani pensiun
-- setelah 2 kali perpanjangan)
10. Edy M Ya’kub - Kepala Biro - (2016 - 2023)
-- perintis portal konvergensi (teks, foto, video, grafis, iklan digital) : 13-5-2017
-- perintis koran digital : 23 Maret 2018
a. 7 Februari 2018 : tutup koran biro “Bali Kini”
b. 25 September 2022 : rintis koran digital (kortal) edisi khusus pariwisata
-- perintis peran non-media :
a. pameran fotografi jurnalistik "Rwa Bhineda" (sejak 13 Desember 2017/tahunan/HUT ANTARA)
b. pelatihan jurnalistik (SMN 2017-2019 serta coaching clinic+UKW : Maret-Mei 2022)
c. pencetus "Tjatranata Award" untuk wartawan/karyawan (internal)
dan mitra media/humas (eksternal) yang berkontribusi
(penerima award 2017-2022: NL Rhismawati-Dewa Wiguna/2017, Pemkab Badung/2018,
Bank Indonesia/2019, Harian Bali Post/2020, PLN/2021, Gubernur Bali Wayan Koster+
Otang Fharyana/2022)
-- pengembangan non-keredaksian:
a. 1 Desember 2018 : mengganti papan nama ANTARA dengan versi aksara Bali
(peraturan daerah dari Gubernur Bali)
b. 22 Juli 2019 : "placement/diseminasi media"
(pengembangan kerjasama konten ANTARA-Kominfo)
c. pengembangan SDM (2018-2022):
-- 6 Oktober 2018 : Redaktur Senior I Ketut Sutika menjalani pensiun
(setelah 2 kali perpanjangan)
-- 11-16 Sept. 2019 : barisan jajaran non-redaksi/pensiun dini
(Analia, Made Sudarta, Tapayasa)
-- 2018-2019 : rekrut Nyoman Hendra (fotografer/pengganti Wira Suryantala) dan
Ayu Khania Pranisitha (koresponden/pengganti Made Surya)
-- 1 Juli 2020 : staf administrasi Nyoman Aditya jadi Karyawan Organik Non-Redaksi
-- 9 Mei 2022 : pewarta senior Komang Suparta jadi Redaktur Portal Biro NTB
dan Ayu Khania Pranisitha (resign/S2)
-- 9 Mei 2022 : pewarta Genta Tenri Mawangi (ANTARA Pusat) menjadi
Pewarta BKO Biro Bali (BKO setahun untuk G20/KTT G20 di Bali)
-- 15 Juni 2022 : rekrut Ni Putu Putri Muliantari (koresponden/pengganti Komang S)
dan Rolandus Nampu (koresponden/pengganti Ayu Khania P.)
-- Des.2022-Mart.23 : evaluasi koresponden foto/tulis (Rolandus Nampu, N Fikri Yusuf, Pande Yudha)
d. pengembangan peran ANTARA = 3 peran/tugas kantor berita
(HUT Dasawindu/13 Desember 2017)
1. TUGAS UTAMA : Kantor Berita/media massa (media cetak/media online/medsos)
2. TUGAS NEGARA : Jubir Negara/Bangsa (era disrupsi untuk counter hoaks dan
branding daerah melalui revitalisasi portal : pemda/BUMN/kampus)
3. TUGAS PUBLIK : Non-Media (publik/milenial : diklat jurnalistik, pameran foto,
Tjatranata Award, i-media, media partner, dan magang/riset)
TIGA TUGAS KANTOR BERITA
1. TUGAS UTAMA (Tugas Kantor Berita)
-- melayani media cetak/media online/medsos
-- kompas informasi (rujukan/dikutip)
-- platform: melalui jejaring distribusi khusus (VSAT/wire/brand-A/sp2mt)
2. TUGAS NEGARA (Tugas Diplomasi Informasi)
-- diplomasi informasi eksternal
(perwakilan/biro luar negeri dan jejaring dengan kantor berita asing/OANA/AsiaNet)
-- diplomasi informasi internal
(counter hoaks dan branding potensi negara/daerah secara digital)
-- peran diplomasi historis
(melawan kantor berita kolonial ANETA/siarkan Proklamasi Kemerdekaan)
-- platform : pengembangan agenda setting secara multi media
a. portal konvergensi/online (imbal siar/inforial),
b. koran digital (ANTARA Bali),
c. ANTARA Eye (portal untuk foto/video premium),
d. medsos,
e. podcast,
f. media luar ruang (videotron/i-media/TV-C di ruang tunggu)
(ruang tunggu DPMPTSP Gianyar; RSUD Gianyar; Diskominfo Pemkab Jembrana
--> mulai 21 Januari 2018)
g. Big Data (ETP/platform untuk jejaring khusus bisnis-finansial)
3. TUGAS PUBLIK (Tugas Non-Media)
-- peran-peran literasi/edukasi/historis/sosial
-- platform (non-platform) :
a. diklat jurnalistik (Jurnalisme Indonesia),
b. pameran fotografi jurnalistik (nyata-maya),
c. magang (riset, media visit, dan peran membersamai publik milenial),
d. Tjatranata Award/ANTARA Bali (sertifikat pihak paling kontribusi)
e. media partner (event)