Denpasar (Antara Bali) - Komunitas Peduli Lingkungan Bali memberikan pelatihan bagi warga pengungsi Gunung Agung dengan mengolah limbah kertas menjadi kerajinan serba guna.
"Pelatihan ini untuk mengisi waktu kosong di pengungsian agar tidak bosan dan suntuk," kata perwakilan Komunitas Peduli Lingkungan Bali, Made Wardana saat memberikan pelatihan di Posko Pengungsian Denpasar, Senin.
Ia menjelaskan bahwa dalam pelatihan itu memanfaatkan limbah koran bekas yang diolah menjadi kerajinan aneka wadah berbagai ukuran tergantung selera.
Dengan memanfaatkan koran bekas tersebut diharapkan bisa mengurangi sampah nonorganik yang ada di lingkungan.
"Pelatihan yang kami berikan tidak hanya sekali, tetapi akan kami bimbing setiap ada kesempatan sampai semua warga yang mau belajar bisa membuatnya," ujarnya.
Selain itu, dia juga berharap setelah bencana Gunung Agung kembali reda atau normal dan warga bisa kembali ke kampung halamanya, warga bisa mengaplikasikan kemampuannya mengolah limbah kertas menjadi bahan serba guna.
"Saat waktu luang, tidak ada kerjaan nanti di kampung bisa buat kerajinan yang bermanfaat," ujarnya.
Made Wardana mengaku biasanya menjual hasil kerajinan olahan limbah kertas tersebut dengan harga Rp60 ribu hinggi Rp250 ribu tergantung besar dan kerumitan pembuatannya.
Sementara itu, salah seorang pengungsi Gunung Agung, Gung Alit mengaku sangat senang mendapat pelatihan keterampilan tersebut.
"Baru kali ini saya mendapat pelatihan ini, biasanya saya jadi buruh cat pura di kampung," ujarnya.
Dia mengaku akan terus menekuni pengolahan limbah kertas tersebut untuk mengisi waktu luang dan sekaligus mengurangi limbah kertas di lingkungan. (WDY)