Denpasar (Antara Bali) - Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Pusat Prof Dr Aru Wisaksono Sudoyo memuji berbagai aktivitas yang telah dilakukan YKI Bali dalam upaya mencegah dan menanggulangi penyakit kanker.
"Dari 94 cabang YKI, ada 60 yang aktif dan tiga cabang yang paling aktif, yaitu Bali, Jakarta dan Surabaya," kata Prof Aru saat memberikan pengarahan kepada pengurus YKI Cabang Bali dan kabupaten/kota, di Denpasar, Sabtu.
Oleh karena itu, menurut dia, YKI Bali pantas ditiru oleh YKI cabang lain. Ia sendiri sudah beberapa kali ke Bali sehingga benar-benar mengetahui aktivitas YKI Bali dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit kanker di Pulau Dewata.
Pihaknya berharap berbagai kegiatan tersebut bisa terus dipertahankan oleh pengurus YKI Bali.
"Angka penderita kanker di negara maju saat ini landai karena deteksi dini yang sudah bagus. Penyakit kanker berpeluang disembuhkan kalau ditemukan pada stadium dini. Tugas kita adalah jangan sampai masyarakat sampai pada tahapan itu (kanker stadium lanjut)," ujarnya.
Selain deteksi dini, YKI Pusat sendiri juga sedang fokus dengan penanganan pasien di rumah setelah menjalani terapi di YKI.
"Untuk itu YKI Pusat sedang membuat program untuk mengedukasi keluarga pasien bagaimana memperlakukan pasien di rumah. Program ini nantinya diharapkan bisa diterapkan pula di Bali," ucap Prof Aru.
Sementara itu, Ketua YKI Bali Ayu Pastika mengemukakan beberapa program yang telah dilaksanakan seperti papsmear dan gebyar IVA.
"Kami juga telah memberikan bantuan kursi kemoterapi sebanyak 30 buah kepada RSUP Sanglah dan memberikan bantuan kepada penderita penyakit kanker anak-anak dan dewasa sebanyak 20 orang yang berada di bangsal RS Sanglah," ujarnya.
Ia menambahkan, YKI Cabang Bali juga membentuk tim untuk turun ke tempat pengungsian bencana Gunung Agung bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Istri Gubernur Bali Made Mangku Pastika ini juga menyampaikan YKI Bali akan menggelar lomba PKTP (Penanggulangan Kanker Terpadu Paripurna) yang akan diikuti siswa sekolah di Kabupaten/Kota se-Bali pada 10-24 Oktober 2017.
"Lomba ini bertujuan untuk menanggulangi penyakit kanker sedini mungkin serta sebagai media pembelajaran dan meningkatkan kepedulian anak sekolah terhadap penyakit kanker," ujarnya. (WDY)