Denpasar (Antara Bali) - Ketua Relawan Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Karangasem, Made Wijaya Mataram mengimbau kepada pengguna radio amatir tidak mengganggu frekuensi yang digunakan Orari Karangasem atau posko bencana Gunung Agung.
"Saya mengimbau kepada warga masyarakat atau pengguna radio amatir tidak menganggu frekuensi yang digunakan Posko Bencana Gunung Agung, salah satunya frekuensi 14.680 Mhz," kata Wijaya dikonfirmasi dari Denpasar, Senin.
Ia mengatakan belakangan ini frekuensi radio amatir tersebut diganggu (jemper) oleh oknum-oknum pengguna radio. Karena itu petugas posko sering terganggu kalau melakukan komunikasi dan koordinasi mengenai bencana kegawatdaruratan Gunung Agung.
"Pihak Orari di Kabupaten Karangasem sudah terus meminta kepada oknum yang mengganggu frekuensi radio tersebut untuk tidak menggunakan saat ini, atau mereka berpindah ke frekuensi lain," ujarnya.
Wijaya juga sudah melaporkan ke Balai Monitor (Balmon) Bali untuk melakukan tindakan peringatan dan pengawasan terhadap oknum-oknum yang dengan sengaja menganggu frekuensi digunakan Orari atau posko bencana.
Ia mengatakan kalau terus mendapat gangguan radio komunikasi tersebut akan menyulitkan berkomunikasi dalam penanganan para pengungsi di radius kawasan rawan bencana (KRB), termasuk juga ketika ada hal yang bersifat mendadak (emergency).
"Oknum yang menganggu frekuensi itu, antara lain dengan cara berteriak-teriak, memutar lagu-lagu atau berkata jorok. Tindakan mereka seakan tidak peduli dengan kemanusiaan. Padahal saat ini kondisi di Karangasem dalam siap siaga, sebab status Gunung Agung Level IV (Awas) sejak ditetapkan PVMBG pada Jumat (22/9) malam," ucapnya.
Oleh karena itu, kata Wijaya, kepada oknum yang menganggu itu untuk menghentikan sikap dan perbuatannya tersebut. Karena saat ini dukungan komunikasi melalui radio amatir sangat diperlukan dalam penyaluran logistik pengungsi yang tersebar di Bali.
"Mari sama-sama peduli dengan bencana alam Gunung Agung ini, dengan sikap tidak menganggu frekuensi yang digunakan Orari Karangasem," katanya. (WDY)