Denpasar (Antara Bali) - Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan mendorong pengembangan udang lokal jenis jerbung atau "merguiensis" untuk dipasarkan secara komersial karena banyak diminati pasar internasional.
"Udang merguiensis akan terus kami kembangkan, sama dengan udang vaname ekspor, juga nanti akan kami lakukan sebagai diversifikasi," kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto usai pembukaan simposium internasional ke-10 terkait penyakit budidaya perairan di Kuta, Kabupaten Badung, Senin.
Menurut Slamet, saat ini udang dengan nama latin "fenneropenaeus merguiensis" itu berhasil dikembangkan di Balai Besar Budidaya Air Payau di Jepara.
Slamet menyebutkan pengembangan udang merguiensis sangat potensial karena memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan jenis udang lainnya seperti udang vaname.
Dia mengatakan udang berkulit tipis dan licin dengan warna putih kekuningan dengan bintik hijau dan ada yang berwarna kuning kemerahan itu tahan penyakit dan rendah protein.
Untuk meningkatkan pengembangan udang jerbung itu, Slamet mengatakan pihaknya melakukan tiga upaya yakni intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi dengan memanfaatkan tiga juta hektare lahan potensial di seluruh Indonesia yang saat ini baru terpakai sekitar 30 persen.
Slamet mengatakan tahun 2017 pihaknya menargetkan produksi udang untuk seluruh jenis di Indonesia mencapai sekitar 800 ribu ton yang mencukupi untuk kebutuhan ekspor dan konsumsi dalam negeri.
Beberapa induk udang yang masuk ke Indonesia didatangkan dari Amerika Serikat tepatnya Hawaii dan Floria yang dinilai aman dari virus.
Negara lain asal impor induk udang, lanjut dia, juga didatangkan dari China yang per tahun mencapa sekitar 30 ribu ekor. (WDY)