Kuta (Antara Bali) - Perusahaan motor bermarkas di India, Royal Enfield memperluas bisnis penjualan sepeda motor untuk pangsa pasar mesin berkapasitas menengah di Bali, salah satunya membidik komunitas yang gemar melakukan tur sambil berwisata.
"Pangsa pasar di Bali sangat menarik, orang-orangnya suka mengendarai sepeda motor unik dan kedua, ekosistem pariwisata di Bali memberikan vibrasi yang sudah terkenal di dunia," kata Kepala Bisnis Internasional Royal Enfield Arun Gopal ketika membuka gerai ketiga di Indonesia yang berlokasi di Kuta, Kabupaten Badung, Sabtu.
Menurut Arun, dua alasan utama tersebut membuat pihaknya optimistis mampu merebut hati masyarakat di Bali untuk segmentasi sepeda motor mesin berkapasitas menengah yang berdesain klasik itu.
Arun mengungkapkan bentang alam Bali yang indah merupakan daya tarik tersendiri yang dapat dinikmati khususnya bagi para penggemar motor klasik ketika mereka melakukan jelajah dengan mengendarai motor nyentrik itu.
"Gerai ini juga bisa menerima penyewaan motor kami untuk mengeksplorasi medan jalan di Bali untuk memenuhi kebutuhan tur," ucapnya. Ia mengungkapkan gerai yang terletak di Jalan Sunset Road Kuta itu merupakan gerai eksklusif ke-25 dari total 515 gerai di seluruh dunia karena tidak hanya menampilkan motor namun juga aksesoris.
Senada dengan Arun, Direktur Pelaksana PT Distributor Motor Indonesia Ade Sulistioputro selaku diler resmi produksi motor unik tersebut mengatakan potensi pasar di Bali sangat besar untuk produksi motor berkapasitas mesin menengah.
Meski motor jenis tersebut identik dengan komunitas tertentu, namun Ade mengungkapkan motor tersebut dapat dikendarai semua kalangan termasuk dapat digunakan untuk aktivitas sehari-hari atau kebutuhan tertentu.
Sepeda motor unik tersebut, lanjut dia, memiliki tiga jenis kapasitas mesin mulai 350cc, 500 dan 535cc dengan harga dibanderol rata-rata mencapai minimum Rp80 juta hingga maksimal sekitar Rp180 juta per unit.
"Potensi pasar di Bali sangat besar harapannya melampaui ekspektasi kami karena pariwisata, budaya dan termasuk kebiasaan orang Bali naik motor dan daya beli juga berbeda," ucap Ade. Meski demikian, Ade belum membeberkan target yang ingin dicapai termasuk realisasi penjualan sepeda motor itu di Bali.(Dwa)