Chicago (Antara Bali) - Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York
Mercantile Exchange ditutup di level tertinggi dalam dua bulan pada
Kamis waktu setempat karena perang kata-kata antara Amerika Serikat dan
Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) mendukung investasi-investasi safe haven.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember naik 10,8 dolar
AS atau 0,84 persen menjadi menetap di 1.290,10 dolar AS per ounce.
Para
investor melarikan diri dari aset-aset berisiko dan beralih ke
aset-aset yang nilainya bisa bertahan atau bahkan naik saat pasar
bergejolak seperti emas menyusul makin meningkatnya saling ancam antara
Amerika Serikat dan Korea Utara.
Presiden Amerika Serikat Donald
Trump mengatakan bahwa peringatan sebelumnya kepada Korea Utara mungkin
tidak cukup keras. Dia juga mengatakan negara bersenjata nuklir itu akan
menjadi "sangat, sangat gugup" jika berpikir tentang serangan Amerika
Serikat atau sekutu-sekutunya.
Trump mengemukakan itu menanggapi
klaim Korea Utara bahwa negara itu telah menyelesaikan rencana untuk
menembakkan empat rudal jarak menengah di atas Jepang dan akan mendarat
dekat wilayah Amerika Serikat, Guam, yang berada di Pasifik.
Para investor menjadi cemas tentang Korea Utara sejak Selasa (8/8),
ketika Trump mengatakan bahwa setiap ancaman dari Pyongyang akan
"ditanggapi dengan api dan kemarahan yang dunia belum pernah lihat."
Selain itu emas juga menambah kenaikan awal dan dolar AS mundur kembali menyusul
rilis data Amerika Serikat yang menunjukkan angka lebih dingin untuk inflasi pada
tingkat grosir.
Harga-harga sebenarnya turun pada Juli untuk pertama kalinya dalam
hampir setahun. Data tersebut bisa memperlambat kenaikan suku bunga
acuan Federal Reserve AS, yang diduga merugikan dolar AS dan
menguntungkan emas. (WDY)
Ketegangan Geopolitik Dorong Harga Emas Berjangka Naik
Jumat, 11 Agustus 2017 10:36 WIB