"Kami berharap anak-anak ini menjadi duta perwakilan daerah," kata Kepala Bidang Monitoring dan Evaluasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Kementerian BUMN Sandra Firmania ketika pembukaan dan pelepasan Siswa Mengenal Nusantara (SMN) Provinsi Bali 2017 di Denpasar, Minggu.
Program pertukaran pelajar antardaerah SMN tersebut diinisiasi Kementerian BUMN dengan menggandeng sejumlah badan usaha negara dalam program "BUMN Hadir Untuk Negeri".
Pihaknya enyeleksi 20 orang pelajar SMA/SMK termasuk pelajar disabilitas yang memiliki prestasi dan keterampilan namun berasal dari keluarga dengan ekonomi kurang mampu, perwakilan kabupaten dari tiap provinsi.
Sebanyak 20 pelajar SMA/SMK di Bali akan dikirim ke Provinsi Maluku Utara dan begitu juga sebaliknya 20 pelajar dari Maluku Utara belajar kehidupan di Pulau Dewata selama sekitar satu minggu.
Pelaksanaan pertukaran pelajar tahun ini merupakan yang ketiga digelar tiap tahun dengan masing-masing provinsi diwakili oleh tiga BUMN pelaksana.
Untuk di Bali, BUMN pelaksana yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebagai pelaksana utama yang didukung PT Surveyor Indonesia (Persero) dan Indonesia Tourism Development Corporation (Persero).
Direktur SDM dan Umun PT Jasa Marga Kushartanto Koeswiranto mengatakan selain program SMN, juga dilaksanakan lima program lain yakni bedah rumah veteran, jalan sehat lima kilometer, upacara bendera 17 Agustus memperingati HUT RI, dan pembinaan mantan atlet.
"Ini (SMN) program yang relevan dan dahsyat.
Generasi muda akan lebih mengenal kebinnekaan dan Indonesia salah satunya dimulai dari sini, " ucapnya.
Hal senada juga diungkapkan Direktur Operasional Indonesia Tourism Development Corporation Ngurah Wirawan yang mengharapkan pertukaran pelajar itu menjadi bekal bagi generasi muda untuk mengenali potensi, budaya dan kehidupan masing-masing daerah sehingga memperkaya wawasan di luar bangku sekolah.
"Yang paling fundamental mereka ini generasi Bhinneka Tunggal Ika, bisa saling mengenali karena 20-30 tahun mendatang mereka calon pemimpin. Kedua, selain mengenal budaya daerah juga mengenal bagaimana BUMN bekerja untuk negara," ucapnya.
Sebanyak 20 pelajar dari Maluku Utara telah lebih dulu berada di Bali agar perwakilan 20 pelajar dari Pulau Dewata bisa saling berinteraksi langsung dan menjalin komunikasi.
Ummuhani Assagaf (17) dari SMAN 1 Halmahera Selatan merupakan satu dari 20 pelajar Provinsi Maluku Utara yang berkesempatan mengenali budaya dan kehidupan daerah pariwisata di Pulau Dewata yang selama ini hanya dilihat melalui televisi atau berita.
"Ini pertama kali saya di Bali dan bisa mengenal budaya yang begitu kental," ucap Umu yang berhasil melewati tes wawancara dan tes tulis untuk mengikuti pertukaran pelajar.
Selama di Bali, 16-24 Juli 2017 siswa peserta SMN akan tinggal di rumah warga di Desa Mas Ubud untuk mempelajari berbagai budaya lokal seperti tari Bali, seni ukir, seni kuliner khas dan Subak atau sistem pertanian tradisional.
Peserta SMN juga akan mengunjungi lokasi-lokasi wisata dan bersejarah serta pusat pendidikan utama di Bali dan mengikuti berbagai pelatihan untuk mengembangkan keahlian seperti pelatihan menulis dan kelas memasak.
Begitu juga dengan pelajar dari Bali juga berada di Maluku Utara selama sekitar satu minggu mempelajari budaya termasuk mengunjungi daerah wisata di antaranya Tidore dan Ternate.
"Saya senang sekali mendapat kesempatan mengunjungi Maluku Utara. Ini akan menambah pengalaman saya," ucap Ni Kadek Wiwit Dwi Lestari (16) dari SMK PGRI 2 Badung, Bali.
Kepala Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Provinsi Bali
I Gusti Agung Ngurah Sudarsana mengapresiasi program pertukaran pelajar antardaerah tersebut karena generasi muda mendapatkan wawasan dan nilai yang tidak bisa diukur.
"Ini sangat relevan dengan Bhinneka Tunggal Ika, mereka saling mengenali. Paling tidak mereka datang ke Bali sehingga bisa tahu bagaimana menghadapi wisatawan misalnya," ucapnya.(DWA)