Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menekankan pentingnya upaya pelestarian air di tengah tantangan nilai budaya global yang sangat kompleks dan berpotensi mendegradasi filosofi kearifan lokal.
"Begitu pentingnya keberadaan air, sehingga air juga menjadi sumber peradaban. Air adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses penciptaan kebudayaan," kata Pastika saat membuka sarasehan serangkaian Pesta Kesenian Bali ke-39, di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, sarasehan dengan tema "Pemuliaan Air Sumber Kehidupan, Penghidupan, dan Peradaban" ini dinilai sangat relevan dengan dinamika kehidupan sosial-budaya saat ini.
"Kebudayaan dengan nilai-nilai kearifan lokalnya mengatur pengelolaan dan pemanfaatan air bagi kehidupan, yang menjamin air sebagai salah satu kekayaan alam, dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia sekaligus lestari," ujarnya.
Pastika berharap sarasehan ini dapat menyerap aspirasi, masukan dan saran bagi pemerintah sebagai langkah pembangunan kebudayaan daerah Bali.
Di sisi lain, ucap Pastika, kebudayaan dengan kesenian di dalamnya harus dirumuskan untuk mampu menarik minat masyarakat menekuninya, harus dirumuskan agar lebih menjanjikan kehidupan yang lebih baik.
Untuk itu, pihaknya berharap ada penghargaan secara ekonomis dan materi terhadap kemampuan dan profesionalitas para seniman, dan ini hendaknya tidak disalah-artikan dengan materialistis.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Sarasehan I Made Dharma Suteja mengatakan tema ini diharapkan mampu merefleksikan pemuliaan air sumber kehidupan, penghidupan dan peradaban.
Sarasehan ini terlaksana berkat kerja sama Pemprov Bali dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Pada kesempatan tersebut tampil sebagai narasumber Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, Prof IB Yudha Triguna, Dr Nyoman Jampel, dan Prof Dr I Nyoman Darma Putra. (WDY)
Gubernur Bali Tekankan Pentingnya Pelestarian Air
Kamis, 29 Juni 2017 19:18 WIB