"Setiap sore hingga malam selalu ramai. Pengunjung bahkan ada yang datang dari luar Buleleng," kata Muhammad Reza, salah satu tokoh pemuda Kampung Kajanan, Kota Singaraja, Jumat.
Ia mengatakan tradisi saat bulan puasa yakni membuat semacam pusat kuliner makanan dan minuman khas daerah setempat melibatkan kalangan ibu rumah tangga.
"Kami beri nama pusat kuliner hijriah. Pesertanya dari ibu-ibu rumah tangga yang ada di kampung tempat tinggal kami," kata Muhammad Reza, salah satu tokoh pemuda Kampung Kajanan, Kota Singaraja.
Menurut dia, ide membuat pusat kuliner pada bulan puasa muncul bersama teman-teman pemuda di kampung tersebut ketika sering berkumpul di sore hari menjelang waktu magrib.
"Idenya muncul begitu saja. Gang tempat kami tinggal yang letaknya di dalam kota kemudian disulap dengan menambahkan beberapa ornamen lampu hias dan gapura agar lebih menarik dilihat," papar dia.
Reza menjelaskan, tujuan awal merancang pusat kuliner adalah untuk mempererat silaturahmi antarwarga di Kampung Kajanan selain juga menarik minat kalangan rumah tangga untuk berwirausaha.
Nur Kholili salah satu pedagang di pusat kuliner mengaku menjual berbagai jenis makanan khas Singaraja di lapak sederhana terlokasi tepat di depan rumahnya.
"Pembeli paling suka dengan es ancruk. Minuman khas buka puasa di Singaraja. Isinya beraneka jenis bahan es campur dari adonan tepung dengan beraneka jenis warna. Kadang juga diisi dengan buah," tutur dia.
Kholili menambahkan, menu andalam lain seperti bubur sumsum dengan cita rasa manis dan sangat bagus untuk menu berbuka puasa.
"Bubur sumsum juga sangat khas. Campuran bubur khas Buleleng ditambahkan dengan gula merah cair. Paling cocok menu berbuka puasa," terangnya. (WDY)
Video oleh Bagus Andi Purnomo