"Empat calon rektor pemilihannya akan dilakukan Selasa (20/6)," kata Rektor Prof. Ketut Suastika pada acara wisuda 801 sarjana di Kampus Bukit Jimbaran, Kabupaten Badung, Sabtu.
Ia mengatakan, kampus bertaraf internasional itu menjadi tuntutan utama, karena pengaruh era globalisasi memiliki tantangan dan peluang dalam persaingan internasional.
Dalam pemilihan rektor itu ada empat calon yang terdiri atas Prof Dr Drh I Made Damriyasa MS (FKH) yang kini menjabat wakil Rektor I Bidang Akademik, Prof Dr dr AA Raka Sudewi, SpS (K), Direktur Pascasarjana serta dua dosen yang pernah menjabat sebagai Ketua Program Studi Dr Drs AA Ngurah Gunawan MT dan Ir I Nyoman Budiarsa, MT PhD.
Prof Ketut Suastika menilai keempat calon tersebut memiliki kompeten mampu mempercepat terwujudnya visi dan misi kampus sehingga ikut berperan aktif dalam menyiapkan generasi emas Indonesia 2045.
Hal itu sebagai upaya untuk menjadikan Universitas Udayana tetap mendapat kepercayaan masyarakat, sekaligus melanjutkan pendidikan tinggi, baik dari Bali, Indonesia maupun luar negeri.
Untuk itu, kualitas pendidikan agar tetap dipertahankan, bahkan dilakukan pembaharuan sehingga lulusannya mampu diserap oleh dunia kerja.
Selain itu, mahasiswa juga agar dibekali dengan keterampilan sesuai dengan konsentrasi pendidikan yang dipilih.
"Saya menilai pendidikan akademik saja belum cukup untuk memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan perkembangan teknologi yang berkembang," ujarnya.
Prof Ketut Suastika mengingatkan, para lulusan agar tidak mengandalkan lapangan pekerjaan yang ada, namun harus berani menjadi seorang pengusaha.
Hal itu akan memberikan dampak ganda dan nilai lebih terhadap kemajuan sumber daya manusia (SDM) Indonesia dalam sektor ekonomi maupun meningkatkan karakter anak muda bangsa yang akan melanjutkan program pembangunan menyangkut berbagai aspek kehdupan.
Pada kesempatan itu, pihaknya juga mengharapkan peran para lulusan maupun mahasiswa memiliki fungsi strategis dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kami mengajak setiap orang, khususnya civitas akademika sadar sebagai Saya Indonesia, Saya Pancasila upaya itu dalam menjaga nasionalisme dan patriotisme," ujar Prof Ketut Suastika. (WDY)
Video oleh I Wayan Artaya