Denpasar (Antara Bali) - Real Estate Indonesia (REI) Bali mengatakan daya serap perumahan subsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di Singaraja, Kabupaten Buleleng tergolong bagus karena tingkat penjualan yang tinggi.
"Daya serap (perumahan subsidi) di Singaraja bagus. Dari 1.500 unit rumah yang dibangun di Bali, sudah 50 persen (terjual di kota itu)," kata Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) REI Bali Agus Pande Widura di Denpasar, Minggu.
Menurut Agus, skema FLPP baru bisa diterapkan di Buleleng, Jembrana dan Karangasem karena harga lahan yang masih terjangkau.
Dari total sekitar 1.500 unit rumah FLPP tahun 2017 di tiga kabupaten itu, Buleleng memang paling banyak dibangun rumah subsidi tersebut yang mencapai sekitar 1.000 unit sisanya di Jembrana (300 unit) dan Karangasem (200 unit).
Agus melanjutkan tidak semua rumah subsidi di tiga kabupaten itu dibangun di daerah perkotaan namun di daerah pinggiran atau jauh dari pusat kota seperti di Buleleng yakni di daerah Seririt.
Daya serap perumahan di Buleleng yang tinggi, kata dia, didukung oleh tingkat perekonomian di Bali Utara yang meningkat, jumlah penduduk yang paling banyak di Bali serta didukung pengembangan pariwisata di kabupaten yang dikenal sebagai Bumi Panji Sakti itu.
Selain itu, lanjut dia, pemerintah daerah setempat juga mendukung pengembangan perumahan tersebut.
"Pemerintah daerah memang memegang peranan yang sangat penting," ucapnya.
Harga rumah subdisi itu di Bali mencapai Rp141,7 juta dengan pembayaran uang muka mencapai satu persen dengan bunga per bulan mencapai lima persen.(DWA)