Kuta (Antara Bali) - Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Denpasar menyatakan bahwa Arab Saudi tertarik merekrut tenaga kerja Indonesia salah satunya berasal dari Bali karena dinilai memiliki etos kerja yang baik.
"Ada beberapa jabatan bagus untuk mengisi permintaan (Arab Saudi) untuk `mall` (pusat perbelanjaan)," kata Kepala BP3TKI Denpasar Ilham Achmad ditemui usai pembukaan pertemuan "Employment Business Meeting" (EBM) di Kuta, Kabupaten Badung, Kamis.
Menurut dia, pihaknya menerima informasi tersebut dari perwakilan pemerintah RI dari Kedutaan Besar di Riyadh, Arab Saudi yang menginginkan tenaga kerja formal dari Pulau Dewata.
Selain mengisi beberapa jabatan yang dinilai bagus di pusat perbelanjaan, Arab Saudi juga membutuhkan sopir.
Sebagian besar "pahlawan devisa" dari Bali, lanjut Ilham bekerja di kapal pesiar dan perhotelan serta terapis spa yang tersebar di 50 negara.
Untuk tenaga kerja yang bekerja sebagai terapis spa sebagian besar bekerja di Timur Tengah salah satunya di Turki.
Selama tahun 2016, lanjut Ilham, sekitar 5.000 orang TKI dari Bali bekerja di luar negeri sedangkan selama Januari hingga April 2017, ada sekitar 2.000 orang pekerja dari Bali.
Sementara itu Deputi Kerja Sama Luar Negeri dan Promosi BNP2TKI Elia Rosalina Sunityo menambahkan bahwa ketertarikan Arab Saudi merekrut TKI setelah Raja Salman Bin Abdulaziz Al Saud berkunjung ke Indonesia dan berlibur di Bali.
Menurut dia, tenaga kerja asal Indonesia merupakan salah satu pekerja yang diminati oleh negara kaya minyak itu karena memiliki kesamaan budaya dengan mayoritas masyarakat Indonesia.
BNP2TKI mencatat tahun 2016, tercatat 234 ribu TKI bekerja di luar negeri, 13.538 TKI di antaranya bekerja di Arab Saudi.
Sebagian besar peluang kerja yang dapat diisi oleh TKI sesuai informasi dari perwakilan KBRI di Riyadh adalah di sektor manufaktur, konstruksi, kesehatan hingga sektor perhotelan (hospitality).
"Tenaga kerja Indonesia sangat diminati persoalannya mereka harus memiliki kompetensi seperti bahasa Inggris dan bahasa negara tujuan," katanya.
Tahun ini BNP2TKI menganggarkan Rp17,3 miliar untuk meningkatkan keahlian calon TKI dari sisi kompetensi dan bahasa asing kepada sekitar 5.000 orang di seluruh Indonesia. (WDY)