Denpasar (Antara Bali) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mengharapkan pertumbuhan industri pariwisata di daerah ini inklusif salah satunya dengan mendorong optimalisasi inovasi pengembangan desa wisata berbasis budaya.
"Sangat tepat menjadikan desa wisata berbasis budaya sebagai inovasi pengembangan pariwisata di Bali, mengingat budaya merupakan daya tarik utama wisata Pulau Dewata," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana, pada seminar "Membangun Daya Saing Pariwisata Berbasis Potensi Lokal", di Denpasar, Kamis.
Pengembangan desa wisata tidak terlepas dari desa adat setempat yang diharapkan mendukung dan berpartisipasi dalam upaya memajukan desa wisata yang dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Causa Iman mengatakan, pengembangan desa wisata itu dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif karena melibatkan peran serta masyarakat dan berkesinambungan.
Bank sentral itu memperkirakan pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan pertama tahun 2017 tumbuh lebih tinggi pada kisaran 5,84 persen hingga 6,24 persen.
Optimisme tersebut didorong oleh beberapa faktor antara lain meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebagai dampak lanjutan kebijakan bebas visa dan aktitas konferensi dan eksibisi (MICE).
Meski demikian, BI memberi perhatianbeberapa tantangan dalam industri pariwisata Bali, di antaranya belum adanya sinergi yang kuat antara pelaku usaha dengan pemangku kepentingan terkait dengan konsep pengembangan pariwisata di Bali yang bersifat integrasi dan holistik.
Selain itu, kualitas wisatawan mancanegara dari sisi pengeluaran juga menurun yang terkonfirmasi tahun 2016 mencapai 143,35 dolar AS per hari per orang dari 143,92 dolar AS hari per orang pada 2015.
Berdasarkan hasil survei beberapa pelaku usaha pariwisata yang mengkonfirmasi bahwa fokus pengembangan pariwisata yang berpusat di Bali bagian selatan telah memberikan dampak pada masalah kemacetan dan sampah yang memerlukan perhatian semua pihak.
Pemerintah Provinsi Bali menargetkan hingga 2018 dapat mengembangkan setidaknya 100 desa wisata. Sejak tahun 2013 hingga 2015 sudah 42 desa yang difasilitasi untuk menjadi desa wisata.
Pada tahun 2016, Pemerintah Provinsi Bali mengembangkan 11 desa wisata yang tersebar di delapan kabupaten sebagai salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Desa wisata itu, yakni Desa Pemuteran (Kabupaten Buleleng), Desa Batuagung (Kabupaten Jembrana), Desa Tua dan Sudimara (Kabupaten Tabanan), Desa Pangsan (Kabupaten Badung), Desa Singapadu Tengah (Kabupaten Gianyar), Desa Bakas (Kabupaten Klungkung), Desa Trunyan dan Suter (Kabupaten Bangli) serta Desa Antiga dan Muntigunung (Kabupaten Karangasem).
Selain keunggulan wisata alam, desa tersebut memiliki keunggulan wisata budaya, wisata agro, dan ekowisata. (WDY)