Negara ( Antara Bali) - Kelompok musik Badai Di Atas Kepalanya, Kabupaten Jembrana menggelar konser menyanyikan puisi di Taman Budaya Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (22/4) malam.
"Dengan konsep menyanyikan puisi, kami ingin keluar dari perdebatan istilah musikalisasi puisi yang cukup hangat di kalangan sastrawan," kata Koordinator Komunitas Kertas Budaya Nanoq da Kansas, tempat kelompok musik tersebut bernaung.
Ia mengatakan, konser di Taman Budaya Mataram ini merupakan awal dari konser susulan di Banten, Jakarta, Yogyakarta, Solo serta beberapa daerah lainnya hingga bulan Oktober.
Seperti yang dilakukan di Mataram dengan bekerjasama dengan taman budaya dan Komunitas Akar Pohon, menurutnya, di kota-kota lain pihaknya juga akan menggandeng penggiat kesenian setempat untuk menggelar konser.
Menurutnya, aransemen terhadap puisi-puisi yang dinyanyikan ia lakukan bersama kelompok musik Badai Di Atas Kepalanya yang rata-rata personilnya masih duduk di bangku SMA.
Kelompok musik dengan personil Made Yoga Permana (gitar dan vokal), Putu Agus Indra Anggita (gitar dan vokal), Komang Dinda Kristyana Dewi (vokal), Ida Ayu Putu Rika Wibawanti Putri (vokal), Kadek Bobby Trenaldi (perkusi, suling dan vokal) dan Dewa Kade Astawan Satia (perkusi dan vokal) ini, khusus membawakan karya penyair-penyair Indonesia.
Usai menyanyikan puisi yang mereka latih di markas Komunitas Kertas Budaya di Kota Negara, Kabupaten Jembrana, panitit bersama kelompok musik ini membuka ruang apresiasi dari penonton yang cukup banyak hadir di Gedung B, Taman Budaya Mataram.
Dari beberapa apresiasi yang diberikan seniman Lombok, rata-rata masih memberikan catatan kelemahan dari kelompok musik ini, namun menghargai keberanian kelompok yang beranggota pelajar SMA ini untuk pentas keluar daerah.
"Jika ada yang pesimis dengan kelompok ini, saya justru optimis melihat dari sisi usia mereka. Konser keliling yang kami lakukan, salah satunya untuk mematangkan teknis bermusik maupun mental dari personel kelompok ini," kata Nanoq.
Ia mengatakan, untuk mencapai kualitas dalam berkesenian, harus melalui ketekunan bergelut dan berproses di dunia kesenian.(GBI)