Denpasar (Antara Bali) - Sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Bali Antikorupsi menggelar unjuk rasa mendorong adanya perlindungan ekstra bagi penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyusul penyerangan yang menimpa Novel Baswedan, penyidik senior di lembaga tersebut.
"Penyerangan kepada Novel Baswedan adalah teror dan aksi kriminal oleh karena itu kami mengajak masyarakat bergabung bersama melawan korupsi," kata Koordinator aksi unjuk rasa, Nyoman Mardika di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandi Renon, Denpasar, Minggu.
Mardika dalam orasinya mengatakan bahwa kasus penyerangan kepada Novel Baswedan merupakan ancaman bagi upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
Untuk itu ia mendorong negara tidak boleh kalah atas insiden tersebut sehingga tidak menjadi preseden buruk yang dapat berdampak kemunduran pemberantasan korupsi.
Teror kepada Novel, lanjut dia, harus menjadi pembelajaran atas perlindungan lebih bagi para penyidik di lembaga antirasuah itu serta penyidik lembaga hukum lainnya dalam menangani kasus korupsi.
Menurut salah satu pentolan di Yayasan Manikaya Kauci itu masyarakat masih menaruh harapan kepada KPK yang terdepan dalam menuntaskan kasus korupsi.
"KPK adalah pelita yang harus dijaga agar tidak redup. Serangan kepada KPK merupakan serangan terhadap harapan masyarakat," ucapnya.
Untuk itu dalam pernyataan sikap aliansi tersebut pihaknya meminta agar mengusut tuntas kasus penyerangan kepada Novel Naswedan, memberikan perlindungan khusus bagi penyidik KPK dan perkuat posisi KPK dalam penanganan korupsi.
Dalam aksi unjuk rasa yang digelar pada serangkaian hari bebas kendaraan di Renon tersebut juga digelar aksi teatrikal.
Teatrikal itu menceritakan aksi tiga orang dengan mengenakan penutup muka, menyiram air keras kepada seorang pria yang diskenariokan merupakan Novel Baswedan.
LSM yang ikut menyampaikan pernyataan sikap dalam unjuk rasa itu yakni Yayasan Manikaya Kauci, LBH Bali, PBHI Bali, Solidaritas Jurnalis, Aliansi Jurnalis Independen Denpasar, Balebengong dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Denpasar.
Aksi unjuk rasa tersebut berlangsung lancar dan damai dengan dikawal puluhan personel kepolisian dari Polsek Denpasar Timur, petugas kepolisian Intel, Satuan Polisi Pamong Praja dan instansi terkait lainnya. (WDY)