Medan (Antara Bali) - Pemakai narkoba di Indonesia sudah tingkat
membahayakan, apalagi negara tersebut dijadikan sasaran utama pemasaran
narkoba di wilayah Asia Tenggara.
"Permintaan narkoba cukup tinggi dan juga paling mudah memasukkan
barang haram tersebut ke Indonesia, hanya melalui pelabuhan tikus atau
pelabuhan yang tidak resmi," kata Sekjen DPP Gerakan Anti Narkotika
(GAN) Indonesia Zulkarnain Nasution di Medan, Selasa.
Indonesia dianggap sebagai pasar terbaik peredaran narkoba, menurut dia, memang benar dan tidak bisa dipungkiri.
Hal tersebut, sebenarnya memalukan bagi Indonesia, karena dikenal sebagai pusat bisnis narkoba di Asia Tenggara.
"Jadi, Indonesia selama ini tempat yang sangat strategis bagi
peredaran narkoba oleh sindikat internasional dari berbagai negara di
dunia," ujar Zulkarnain.
Ia menyebutkan, hukum di Indonesia juga masih lemah dan perlu dikaji
ulang, serta aparat keamanannya masih mau terpengaruh penangkapan
narkoba tersebut.
Kesadaran masyarakat melaporkan peredaran narkoba masih rendah, dan
sikap aparat keamanan terhadap laporan yang diberikan masyarakat lama
baru ditindaklanjuti.
"Hal tersebut, perlu dilakukan evaluasi dan mendapat perhatian oleh
pemerintah, kalau tidak ingin Indonesia tetap menjadi negara yang
dijadikan ajang bisnis narkoba," ucapnya.
Zulkarnain menambahkan, jika peredaran narkoba di Indonesia tidak
secepatnya dieliminir, maka dikhawatirkan para pelajar, remaja, dan
generasi muda semakin banyak yang rusak akibat menggunakan narkoba.
Pemerintah sudah sudah seharusnya memperketat masuknya narkoba dari
berbagai negara, demi menyelamatkan bangsa dan negara, serta rakyat
Indonesia.
Polri, BNN, TNI dan aparat keamanan terkait lainnya agar lebih tegas lagi terhadap penyelundupan narkoba dari luar negeri.
"Para pengedar, penyeludup, dan bandar narkoba yang tertangkap aparat
keamanan, agar dihukum mati sehingga dapat membuat efek jera," kata
Sekjen DPP GAN.
Sebelumnya, Kepala Subdit Lingkungan Kerja dan Masyarakat Badan
Narkotika Nasional (BNN) Kombes Pol Ricky Yanuarfi menyebut Indonesia
merupakan sasaran utama pemasaran narkoba di wilayah Asia Tenggara.
"Banyak jaringan internasional menjadikan Indonesia sebagai pasar
narkoba, karena harga narkoba melambung tinggi," katanya, dalam diskusi
di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan, narkoba jenis sabu-sabu di China, harganya cukup
murah mencapai Rp2 juta per kilogram. Di Indonesia hampir Rp2 miliar per
kilogram.
"Ini merupakan bisnis yang sangat menggiurkan bagi bandar narkoba tersebut," kata Ricky. (WDY)
GAN: Pemakai Narkoba di Indonesia Tingkat Membahayakan
Rabu, 29 Maret 2017 8:43 WIB