Tabanan (Antara Bali) - Munculnya bakteri Maningitis Streptococcus Suis (MSS) yang menyerang ternak babi di Kabupaten Tabanan, Bali, hingga saat ini belum mempengaruhi transaksi daging di tingkat pedagang di pasar-pasar tradisional di daerah itu.
"Volume penjualan daging babi dan harga yang dipatok stabil sama seperti kondisi normal sebelum kasus bakteri pada babi ini mencuat kepermukaan," kata Salah seorang pedagang daging babi di Pasar Tabanan, Nyoman Sulendri, Rabu.
Ia mengatakan, permintaan pasar atau transaksi konsumen terhadap daging babi masih tetap normal. Menurutnya, meski beberapa hari terakhir masyarakat dihebohkan dengan pemberitaan penyakit Maningitis pada babi yang bisa menular ke manusia, namun hal tersebut belum mempengaruhi bolume penjualan daging babi.
"Kemungkinan masyarakat sudah paham bagaimana memilih dan mengolah daging babi yang baik dan benar, sehingga tidak berdampak buruk ketika dikonsumsi. Selain itu, kami sendiri memang selalu menjaga kualitas daging agar layak jaul," ujar Nyoman Sulendri.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tabanan, IB. Made Wiryawan membenarkan masih stabilnya penjualan dan harga daging babi di daerah "gudang beras" Pulau Dewata.
Ia mengatakan dari hasil pemantauan di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Tabanan itu harga daging masih tetap normal pada kisaran Rp60.000 per kilogram.
Pemantauan juga dilakukan di kalangan pebisnis kuliner atau warung yang menawarkan menu berbahan daging babi dan hasilnya permintaan konsumen akan daging babi masih normal.
"Meski transaksi masih normal, namun kami mengimbau kalangan bisnis kuliner untuk mengolah daging babi secara baik dan benar sebagai upaya menghindari kasus Maningitis Streptococcus Suis," ujar IB. Made Wiryawan.
Upaya pemantauan terhadap daging babi akan terus diintensipkan, sekaligus dibarengi dengan ketersediaan bahan pangan lainnya dan bahan pangan kedaluarsa terkait momentum hari raya Nyepi, Galungan dan Kuningan.
Anggota DPRD Bali Gede Ketut Nugrahita Pendit dalam kesempatan terpisah sebelumnya mendesak pemerintah daerah untuk menindaklanjuti dan mengantispasi merebaknya bakteri MSS di Pulau Dewata.
Ia mengharapkan kepada pemerintah daerah dan instansi terkait untuk dapat mencegah meluasnya bakteri MSS, yang selama ini diduga berkembang biak pada ternak babi.
Langkah antisipasi harus segera dilakukan, karena kasus tersebut sudah ditemukan di Kabupaten Badung dan Tabanan. Karena itu warga masyarakat ada kekhawatiran terhadap bakteri tersebut akan menyebar lebih luas.
"Saya berharap pemerintah harus memberi jalan keluar (solusi) kepada masyarakat, dengan melakukan gerakan antisipasi, seperti melakukan penyemprotan disinfektan pada kandang ternak babi yang dimiliki warga," ujarnya. (WDY)
Bakteri MSS Belum Pengaruhi Transaksi Daging Babi
Rabu, 15 Maret 2017 13:07 WIB