Denpasar (Antara Bali) - PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali menargetkan optimalisasi peran Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) di daerah setempat untuk mendorong akses finansial bagi masyarakat daerah terpencil.
"Kami akan tingkatkan sistem para agen laku pandai di daerah yang jauh dari akses keuangan," kata Direktur Operasional BPD Bali I Gusti Ngurah Agustana Mendala di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, jumlah agen laku pandai tersebut sudah lebih dari 10 agen yang tersebar di beberapa titik di Bali yang jauh dari pusat kota.
Keberadaan agen tersebut, lanjut Agustana, tidak mengganggu lembaga jasa keuangan mikro lainnya yang sudah ada di kawasan tersebut untuk menjaga persaingan yang sehat.
Sasarannya, kata dia, di kawasan yang memang belum ada layanan keuangan yang nantinya dilaksanakan oleh perorangan maupun koperasi yang telah menjadi nasabah BPD Bali.
Dengan adanya laku pandai tersebut ia juga mengharapkan dapat meningkatkan dana pihak ketiga yang dihimpun serta kredit yang diberikan kepada masyarakat khususnya menumbuhkan UMKM.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat berdasarkan hasil survei tahun 2013 tingkat literasi (pemahaman) keuangan masyarakat Bali masih tergolong rendah yakni 19,50 persen.
Sedangkan tingkat inklusi atau penggunaan masyarakat terhadap produk lembaga jasa keuangan sudah lebih baik yakni 71,30 persen.
Apabila dirinci, literasi masyarakat Bali terhadap perbankan mencapai 19,5 persen, inklusi (68,3 persen).
Untuk asuransi, tingkat literasi atau pemahaman masyarakat masih tergolong rendah yakni sebesar 17,3 persen dan tingkat inklusinya mencapai 19,5 persen.
Untuk pergadaian tingkat literasi mencapai 16,8 persen, inklusi (12,5 persen), pembiayaan literasi mencapai 9,8 persen, inklusi (7,8 persen), dana pensiun literasi mencapai 10,3 persen dan inklusi (0,5 persen). (WDY)