Chicago (Antara Bali) - Emas berjangka di divisi COMEX New York
Mercantile Exchange pada Rabu (Kamis pagi WIB), pada tingkat tertinggi
dalam tujuh pekan, karena dolar AS melemah menyusul pernyataan Presiden
AS terpilih Donald Trump yang memicu ketidakpastian di pasar keuangan.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari naik 11,1 dolar
AS atau 0,94 persen, menjadi menetap di 1.196,60 dolar AS per ounce.
Saham-saham AS melemah dalam perdagangan yang berombak, dipimpin oleh
saham-saham produsen obat-obatan setelah Trump mengatakan
perusahaan-perusahaan farmasi "melakukan sesuatu yang sangat buruk"
dengan memberlakukan harga obat sangat mahal.
Selama konferensi pers, Trump membantah tuduhan bahwa Rusia memeras dia.
Dia juga merinci bagaimana dia akan menangani konflik kepentingan dan
mengatakan anak-anaknya yang sudah dewasa akan menjalankan Trump
Organization.
Indeks dolar AS, yang melacak mata uang AS terhadap enam rivalnya, turun
0,4 persen menjadi 101,57 setelah diperdagangkan mendekati 103 di level
tertingginya hari itu. Ekuitas AS memperlihatkan aksi turun dan naik,
setelah Trump berbicara kepada wartawan pada konferensi pers pertamanya
sejak pemilu.
Emas berbanding terbalik dipengaruhi oleh pergerakan dolar, sehingga
pelemahan greenback membuat harga aset-aset dalam mata uang dolar,
termasuk emas, di pasar global menjadi lebih murah untuk pembeli yang
menggunakan unit moneter lainnya.
Sejak pemilihan presiden AS, dolar telah menguat lebih dari lima persen,
didorong sebagian besar oleh antisipasi bahwa kebijakan fiskal Trump
bisa memacu pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
Perak untuk pengiriman Maret turun dua sen atau 0,12 persen, menjadi
ditutup pada 16,828 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April
turun 6,4 dolar AS atau 0,65 persen, menjadi ditutup pada 976,40 dolar
AS per ounce, demikian Xinhua. (WDY)
Emas Naik ke Level Tertinggi Karena Dolar Melemah
Kamis, 12 Januari 2017 8:31 WIB