Gianyar (Antara Bali) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mengharapkan kelompok tani binaan yang menerapkan metode intensifikasi pertanian dengan pupuk organik berbasis MA-11 menjadi percontohan bagi para petani lain untuk meningkatkan produktivitas padi.

"Kami harapkan panen ini dapat menjadi percontohan terhadap penggunaan teknologi yang baru, yaitu MA-11 dan sistem intensifikasi pertanian serta dapat menumbuhkan minat dan motivasi para generasi muda untuk kembali berkiprah di dunia pertanian," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, Causa Iman Karana usai panen tahap tiga pada kelompok tani binaan BI di Subak Pulagan, Tampaksiring, Gianyar, Rabu.

Berdasarkan hasil pengamatan terakhir pada 1 November 2016, hasil pengubinan pada sampel di petak 30 menghasilkan padi sebanyak 10,4 ton hektare dengan jumlah 25 anakan, tinggi rata-rata 105 cm dan jumlah bulir sebanyak 165 di tiap malainya.

Jumlah itu panen padi varietas "cigeulis" itu secara bertahap meningkat dari sebelumnya rata-rata 5,5 ton per hektare meningkat menjadi rata-rata 7,8 ton hektare pada tahap I kemudian meningkat lagi menjadi rata-rata 9,4 ton hektare pada tahap II.

"Kami sifatnya hanya memfaslitasi saja dan demplot ini diharapkan memancing pertanian yang lain sehingga bisa meningkatkan produktivitas hasil pertanian," ucap Causa.

Dengan adanya hasil yang menggembirakan itu diharapkan komoditas beras yang selama ini menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi dapat dikendalikan.

"Kami optimis bahwa pengembangan klaster padi dalam rangka program ketahanan pangan di sini memberikan produktivitas yang lebih baik. Produktivitas yang lebih baik dapat mendorong ketersediaan komoditas beras yang lebih baik yang pada akhirnya dapat menciptakan kestabilan harga," katanya.

Kelompok tani di Subak Pulagan merupakan satu dari 13 demplot yang dikembangkan oleh bank sentral itu sebagai salah satu bentuk kontribusi dalam mengendalikan inflasi.

Selain komoditas padi, BI juga mengembangkan komoditas cabai, bawang, kopi serta sapi di sejumlah daerah di Bali. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016