Negara (Antara Bali) - Nelayan di Dusun Ketapang, Desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana berencana melakukan penggalangan dana untuk mengatasi abrasi di wilayah tersebut.
"Rencananya dana yang terkumpul, akan kami gunakan membeli bibit cemara untuk ditanam di sepanjang pantai yang terkena abrasi. Di beberapa wilayah, pohon cemara efektif mencegah abrasi," kata Aan, salah seorang nelayan setempat, Rabu.
Ia mengatakan, ide untuk menanam cemara muncul, setelah ada warga yang tinggal di Yogyakarta melihat pohon tersebut banyak ditanam di sepanjang pantai.
"Mencoba kan tidak ada salahnya. Apalagi wilayah sini tidak bisa ditanami pohon bakau, karena pantainya bukan jenis rawa," katanya.
Menurutnya, sebenarnya ia bersama warga lainnya berharap bisa menanam bakau, karena lebih mudah didapat bahkan bisa mendapatkan gratis dari Pemkab Jembrana.
Namun saat tim dari Dinas Kelautan, Perikanan Dan Kehutanan melakukan survei lapangan, dinyatakan pohon bakau tidak bisa hidup di pantai tersebut karena tanahnya murni berpasir.
"Kalau menunggu pemerintah membangun penahan ombak permanen, entah kapan akan dilaksanakan, apalagi kami dengar pantai menjadi wewenang pemerintah pusat. Lebih baik berbuat daripada diam," katanya.
Sauki, warga yang dikatakan Aan tinggal di Yogyakarta saat dihubungi membenarkan, dirinya banyak melihat pohon cemara ditanam di sepanjang pantai wilayah tersebut.
Dari pengamatan yang ia lakukan, pada pantai yang ditanam cemara, tidak terlihat ada abrasi, sehingga ia ingin mencobanya di kampung halamannya.
Rencananya, pengumpulan dana ini akan dilakukan ke berbagai pihak, termasuk ke institusi pemerintahan selain kepada masyarakat setempat.
Abrasi di Dusun Ketapang, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara sudah terjadi lima tahun terakhir, menyebabkan belasan rumah warga rusak berat sehingga harus pindah.
Sekitar satu tahun terakhir, abrasi semakin cepat menggerus tanah di sekitarnya, bahkan sempat menyebabkan akses jalan terputus, sebelum warga bersama desa mengurugnya kembali.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Rencananya dana yang terkumpul, akan kami gunakan membeli bibit cemara untuk ditanam di sepanjang pantai yang terkena abrasi. Di beberapa wilayah, pohon cemara efektif mencegah abrasi," kata Aan, salah seorang nelayan setempat, Rabu.
Ia mengatakan, ide untuk menanam cemara muncul, setelah ada warga yang tinggal di Yogyakarta melihat pohon tersebut banyak ditanam di sepanjang pantai.
"Mencoba kan tidak ada salahnya. Apalagi wilayah sini tidak bisa ditanami pohon bakau, karena pantainya bukan jenis rawa," katanya.
Menurutnya, sebenarnya ia bersama warga lainnya berharap bisa menanam bakau, karena lebih mudah didapat bahkan bisa mendapatkan gratis dari Pemkab Jembrana.
Namun saat tim dari Dinas Kelautan, Perikanan Dan Kehutanan melakukan survei lapangan, dinyatakan pohon bakau tidak bisa hidup di pantai tersebut karena tanahnya murni berpasir.
"Kalau menunggu pemerintah membangun penahan ombak permanen, entah kapan akan dilaksanakan, apalagi kami dengar pantai menjadi wewenang pemerintah pusat. Lebih baik berbuat daripada diam," katanya.
Sauki, warga yang dikatakan Aan tinggal di Yogyakarta saat dihubungi membenarkan, dirinya banyak melihat pohon cemara ditanam di sepanjang pantai wilayah tersebut.
Dari pengamatan yang ia lakukan, pada pantai yang ditanam cemara, tidak terlihat ada abrasi, sehingga ia ingin mencobanya di kampung halamannya.
Rencananya, pengumpulan dana ini akan dilakukan ke berbagai pihak, termasuk ke institusi pemerintahan selain kepada masyarakat setempat.
Abrasi di Dusun Ketapang, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara sudah terjadi lima tahun terakhir, menyebabkan belasan rumah warga rusak berat sehingga harus pindah.
Sekitar satu tahun terakhir, abrasi semakin cepat menggerus tanah di sekitarnya, bahkan sempat menyebabkan akses jalan terputus, sebelum warga bersama desa mengurugnya kembali.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016