Denpasar (Antara Bali) - Subsektor hortikultura (NTP-H) dalam membentuk nilai tukar petani (NTP) di Provinsi Bali sebesar 105,71 persen pada bulan Agustus 2016, turun 0,82 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat 106,58 persen.
"Penurunan tersebut akibat indeks yang diterima petani (lt) mengalami penurunan sebesar 0,57 persern," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, sedangkan indeks harga yang harus dibayar oleh petani (lb) naik sebesar 0,25 persen. Penurunan indeks yang diterima petani dipengaruhi oleh merosotnya harga di kelompok buah-buahan sebesar 1,84 persen.
Hal yang sama juga terjadi pada kelompok tanaman obat-obatan turun sebesar 0,59 persen. Sebaliknya harga pada kelompok sayur mayur mengalami kenaikan dua persen.
Adi Nugroho menambahkan, beberapa komoditas yang memberikan andil terhadap turunnya indeks yang diterima petani antara lain jeruk, salak, petsai, kol dan wortel.
Sementara kenaikan yang terjadi pada indeks harga yang harus dibayar oleh petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,26 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,22 persen.
Para distributor buah pisang di Bali mulai mendatangkan pisang dari daerah-daerah di Jawa Timur untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat melaksanakan kegiatan ritual Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Seorang distributor pisang Sartono menjelaskan, pihaknya mendatangkan pisang dari Jatim dua kali lipat dari hari-hari biasanya.
Ia mendatangkan pisang dari Bondowoso sebanyak dua truk engkel (keci) berisi sekitar 650 tandan berbagai jenis pisang dengan harga Rp40 juta.
Jumlah tersebut dua kali lipat, karena hari-hari biasanya setiap sepuluh hari hanya mendatangkan pisang satu truk engkel yang berisi 300 tandan dengan harga Rp18 juta.
Dibanding hari-hari biasa sebelumnya harganya sudah meningkat Rp2 juta per truk, ujar Sartono yang menyalurkan kembali pisang tersebut kepada para pelanggan yang berjualan di sejumlah pasar tradisional di sekitar Kota Denpasar.
Hampir semua masyarakat Bali memerlukan pisang untuk kelengkapan ritual Galungan, hari raya dalam memperingati Kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan) yang jatuh pada hari Rabu, 7 September 2016 serta Kuningan pada hari Sabtu, 17 September 2016.
Adi Nugroho menambahkan, subsektor hortikultura merupakan salah satu dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali. Dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali terdiri atas dua subsektor mengalami kenaikan dan tiga subsektor mengalami penurunan.
Ketiga subsektor yang mengalami penurunan selain subsektor hortikultura juga subsektor perkebunan 1,53 persen dan subsektor perikanan 0,94 persen.
Sedangkan dua subsektor yang mengalami kenaikan meliputi subsektor tanaman pangan sebesar 0,66 persen dan subsektor peternakan 1,24 persen, ujar Adi Nugroho. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Penurunan tersebut akibat indeks yang diterima petani (lt) mengalami penurunan sebesar 0,57 persern," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, sedangkan indeks harga yang harus dibayar oleh petani (lb) naik sebesar 0,25 persen. Penurunan indeks yang diterima petani dipengaruhi oleh merosotnya harga di kelompok buah-buahan sebesar 1,84 persen.
Hal yang sama juga terjadi pada kelompok tanaman obat-obatan turun sebesar 0,59 persen. Sebaliknya harga pada kelompok sayur mayur mengalami kenaikan dua persen.
Adi Nugroho menambahkan, beberapa komoditas yang memberikan andil terhadap turunnya indeks yang diterima petani antara lain jeruk, salak, petsai, kol dan wortel.
Sementara kenaikan yang terjadi pada indeks harga yang harus dibayar oleh petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,26 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,22 persen.
Para distributor buah pisang di Bali mulai mendatangkan pisang dari daerah-daerah di Jawa Timur untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat melaksanakan kegiatan ritual Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Seorang distributor pisang Sartono menjelaskan, pihaknya mendatangkan pisang dari Jatim dua kali lipat dari hari-hari biasanya.
Ia mendatangkan pisang dari Bondowoso sebanyak dua truk engkel (keci) berisi sekitar 650 tandan berbagai jenis pisang dengan harga Rp40 juta.
Jumlah tersebut dua kali lipat, karena hari-hari biasanya setiap sepuluh hari hanya mendatangkan pisang satu truk engkel yang berisi 300 tandan dengan harga Rp18 juta.
Dibanding hari-hari biasa sebelumnya harganya sudah meningkat Rp2 juta per truk, ujar Sartono yang menyalurkan kembali pisang tersebut kepada para pelanggan yang berjualan di sejumlah pasar tradisional di sekitar Kota Denpasar.
Hampir semua masyarakat Bali memerlukan pisang untuk kelengkapan ritual Galungan, hari raya dalam memperingati Kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan) yang jatuh pada hari Rabu, 7 September 2016 serta Kuningan pada hari Sabtu, 17 September 2016.
Adi Nugroho menambahkan, subsektor hortikultura merupakan salah satu dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali. Dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali terdiri atas dua subsektor mengalami kenaikan dan tiga subsektor mengalami penurunan.
Ketiga subsektor yang mengalami penurunan selain subsektor hortikultura juga subsektor perkebunan 1,53 persen dan subsektor perikanan 0,94 persen.
Sedangkan dua subsektor yang mengalami kenaikan meliputi subsektor tanaman pangan sebesar 0,66 persen dan subsektor peternakan 1,24 persen, ujar Adi Nugroho. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016