Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menaruh harapan besar terhadap perbaikan kinerja kepolisian kepada Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian yang baru dilantik oleh Presiden Joko Widodo.
"Jenderal Tito saya kenal benar. Beliau ini sudah lama dan memang kita bisa berharap untuk perbaikan kinerja kepolisian. Harapan baru buat kita terutama reformasi di kalangan internal," kata Pastika, di Denpasar, Kamis.
Mantan Kapolda Bali itu tidak memungkiri memang sudah lama dilakukan reformasi dalam tubuh kepolisian, tetapi menurut dia, upaya yang dilakukan selama ini masih belum tuntas yakni menyangkut kultural, instrumental dan organisasi. "Banyak hal yang harus diperbaiki," ucapnya.
Selain itu, ujar Pastika, persoalan eksternal kepolisian semakin berat karena dihadapkan pada persoalan terorisme yang sudah makin mengemuka, narkotika, kejahatan lintas negara, perdagangan manusia dan sebagainya.
"Apalagi Bali, sebagai daerah internasional sehingga persoalan lintas kejahatan sangat mungkin terjadi di Bali. Terutama hal-hal yang sifatnya terorisme, narkotika, perdagangan manusia. Ini hal-hal yang memang harus kita kerjakan, tanggulangi, tidak bisa tidak," ujarnya.
Ia mengingatkan semua permasalahan tersebut bisa diatasi oleh kepolisian jika mendapatkan dukungan dari masyarakat di tengah jumlah rasio anggota polisi yang belum ideal dibandingkan dengan jumlah penduduk.
"Kalau masyarakat tidak mendukung, tidak bisa, polisi tidak bisa bekerja sendiri," ujarnya.
Pastika menambahkan bahwa sosok Kapolri yang baru juga banyak jasanya bagi Bali, terutama saat penyelidikan peristiwa Bom Bali I dan II.
Karir Jenderal Tito dinilainya memang cemerlang dan memang sangat layak menjadi orang nomor satu di Kepolisian Republik Indonesia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Jenderal Tito saya kenal benar. Beliau ini sudah lama dan memang kita bisa berharap untuk perbaikan kinerja kepolisian. Harapan baru buat kita terutama reformasi di kalangan internal," kata Pastika, di Denpasar, Kamis.
Mantan Kapolda Bali itu tidak memungkiri memang sudah lama dilakukan reformasi dalam tubuh kepolisian, tetapi menurut dia, upaya yang dilakukan selama ini masih belum tuntas yakni menyangkut kultural, instrumental dan organisasi. "Banyak hal yang harus diperbaiki," ucapnya.
Selain itu, ujar Pastika, persoalan eksternal kepolisian semakin berat karena dihadapkan pada persoalan terorisme yang sudah makin mengemuka, narkotika, kejahatan lintas negara, perdagangan manusia dan sebagainya.
"Apalagi Bali, sebagai daerah internasional sehingga persoalan lintas kejahatan sangat mungkin terjadi di Bali. Terutama hal-hal yang sifatnya terorisme, narkotika, perdagangan manusia. Ini hal-hal yang memang harus kita kerjakan, tanggulangi, tidak bisa tidak," ujarnya.
Ia mengingatkan semua permasalahan tersebut bisa diatasi oleh kepolisian jika mendapatkan dukungan dari masyarakat di tengah jumlah rasio anggota polisi yang belum ideal dibandingkan dengan jumlah penduduk.
"Kalau masyarakat tidak mendukung, tidak bisa, polisi tidak bisa bekerja sendiri," ujarnya.
Pastika menambahkan bahwa sosok Kapolri yang baru juga banyak jasanya bagi Bali, terutama saat penyelidikan peristiwa Bom Bali I dan II.
Karir Jenderal Tito dinilainya memang cemerlang dan memang sangat layak menjadi orang nomor satu di Kepolisian Republik Indonesia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016