Negara (Antara Bali) - Satu kampung nelayan di Desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana terancam habis karena tergerus abrasi, yang saat ini sudah merusak belasan rumah termasuk memutus akses jalan.

Pantauan di kampung nelayan yang berada di Dusun Ketapang, Desa Pengambengan, Rabu, hantaman ombak yang datang, setiap hari bisa menggerus dua hingga tiga meter tanah.

"Jangankan dua sampai tiga meter, setiap hari satu meter saja tanah tergerus, dalam waktu sebulan sudah berapa meter? Kalau satu tahun, pasti habis kampung ini," kata Aan, salah seorang warga setempat.

Untuk menghindar dari abrasi yang merusak rumahnya, beberapa nelayan memutuskan pindah dengan rata-rata menumpang di rumah saudara, atau menyewa tanah di lokasi yang lebih aman.

Namun ada juga warga yang bertahan, meskipun sebagian rumahnya sudah nyaris roboh dihantam ombak seperti Pak Parno.

Sejumlah nelayan yang menjadi korban abrasi mengaku, sejak bencana tersebut menimpa mereka hingga pindah lokasi, belum ada bantuan dari Pemkab Jembrana yang mereka terima.

"Meskipun tidak bisa secepatnya mengatasi abrasi ini, karena katanya wewenang pemerintah pusat, tapi setidaknya ada bantuan dari pemerintah kabupaten seperti material untuk membangun rumah warga yang pindah," kata salah seorang nelayan, yang minta namanya tidak disebutkan.

Kepala Dusun Ketapang Kamaruzaman mengatakan, terkait abrasi ini, ada inisiatif dari warganya untuk menanam pohon bakau, namun saat disurvei petugas dari Dinas Kelautan, Perikanan Dan Kehutanan dinyatakan kondisi tanahnya tidak cocok.

"Katanya bakau hanya bisa tumbuh di lahan yang berlumpur seperti rawa. Kalau pasir kering seperti di dusun ini, pohon tersebut akan mati meskipun rajin disiram," katanya.

Beberapa waktu lalu, saat mengunjungi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Menteri Kelautan Dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat jumpa pers, memerintahkan bawahannya untuk membangun break water di kampung nelayan yang terancam abrasi.(GBI)

Pewarta: Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016