Denpasar (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan mencatat realisasi kredit untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) oleh perbankan umum di Provinsi Bali pada triwulan pertama 2016 melonjak 11,50 persen.
"Jika dibandingkan periode sama tahun 2015, realisasi kredit UMKM bank umum kepada debitur naik 11,50 persen," kata Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Barat, Zulmi di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, realisasi kredit UMKM pada triwulan pertama 2016 mencapai Rp26,2 triliun sedangkan periode sama tahun 2015 tercatat mencapai Rp23,8 triliun.
Tidak hanya realisasi dari bank umum, realisasi kredit UMKM dari bank perkreditan rakyat (BPR) di Bali juga melonjak.
OJK mencatat kredit UMKM pada triwulan pertama 2016 mencapai Rp4,87 triliun atau naik 16,03 persen jika dibandingkan periode sama tahun 2015 yang mencapai Rp4,20 triliun.
Meski melonjak, realisasi kredit UMKM masih jauh lebih rendah jika dibandingkan realisasi kredit untuk non-UMKM baik dari bank umum maupun BPR.
Kredit non-UMKM dari bank umum pada triwulan pertama 2016 mencapai Rp36,4 triliun atau naik hampir tujuh persen jika dibandingkan periode sama tahun 2015.
Begitu juga kredit non-UMKM dari BPR yang mencapai Rp3,5 triliun atau melonjak 11,7 persen jika dibandingkan periode sama tahun 2015 yang mencapai Rp3,1 triliun.
Terkait kredit non-lancar atau "non performing loan" (NPL) untuk kredit usaha rakyat (UMKM) secara keseluruhan mencapai 0,54 persen per 31 Maret 2016.
NPL tersebut merupakan kredit tidak lancar dari KUR dengan suku bunga sebelum sembilan persen.
"Persentase itu kecil sekali secara keseluruhan. Yang baru (suku bunga sembilan persen) masih lancar," ucap Zulmi.
Total realisasi kredit baik dari bank umum dan bank syariah serta BPR di Bali secara keseluruhan pada triwulan pertama 2016 mencapai Rp71,4 triliun atau melonjak 9,41 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Jika dibandingkan periode sama tahun 2015, realisasi kredit UMKM bank umum kepada debitur naik 11,50 persen," kata Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Barat, Zulmi di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, realisasi kredit UMKM pada triwulan pertama 2016 mencapai Rp26,2 triliun sedangkan periode sama tahun 2015 tercatat mencapai Rp23,8 triliun.
Tidak hanya realisasi dari bank umum, realisasi kredit UMKM dari bank perkreditan rakyat (BPR) di Bali juga melonjak.
OJK mencatat kredit UMKM pada triwulan pertama 2016 mencapai Rp4,87 triliun atau naik 16,03 persen jika dibandingkan periode sama tahun 2015 yang mencapai Rp4,20 triliun.
Meski melonjak, realisasi kredit UMKM masih jauh lebih rendah jika dibandingkan realisasi kredit untuk non-UMKM baik dari bank umum maupun BPR.
Kredit non-UMKM dari bank umum pada triwulan pertama 2016 mencapai Rp36,4 triliun atau naik hampir tujuh persen jika dibandingkan periode sama tahun 2015.
Begitu juga kredit non-UMKM dari BPR yang mencapai Rp3,5 triliun atau melonjak 11,7 persen jika dibandingkan periode sama tahun 2015 yang mencapai Rp3,1 triliun.
Terkait kredit non-lancar atau "non performing loan" (NPL) untuk kredit usaha rakyat (UMKM) secara keseluruhan mencapai 0,54 persen per 31 Maret 2016.
NPL tersebut merupakan kredit tidak lancar dari KUR dengan suku bunga sebelum sembilan persen.
"Persentase itu kecil sekali secara keseluruhan. Yang baru (suku bunga sembilan persen) masih lancar," ucap Zulmi.
Total realisasi kredit baik dari bank umum dan bank syariah serta BPR di Bali secara keseluruhan pada triwulan pertama 2016 mencapai Rp71,4 triliun atau melonjak 9,41 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016