Negara (Antara Bali) - Ratusan murid gabungan dari beberapa sekolah serta LSM dan petugas Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) di Kabupaten Jembrana, Bali, berkampanye bahaya AIDS di perempatan Jalan Pahlawan, Negara, Rabu.
Mereka membagikan bunga, stiker serta brosur kepada setiap pengendara mobil pribadi, bus, truk hingga sepeda motor yang berhenti saat lampu merah di perempatan itu menyala.
Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka peringatan Hari AIDS Se-Dunia pada 1 Desember.
Selain membagikan bunga, stiker dan brosur, salah seorang siswa juga terus berorasi dengan megaphone memperingatkan bahayanya penularan virus mematikan tersebut.
"Berperilakulah hidup sehat, hindari hal-hal yang berpotensi tertular HIV seperti seks bebas," kata salah seorang siswi dalam orasinya.
Untuk memberikan semangat, sekelompok murid SMP menabuh alat musik baleganjur.
Sukreni, salah seorang siswi dari SMK Negeri 1 Negara mengatakan, persoalan penyebaran HIV/AIDS adalah persoalan bersama.
"Jadi tidak perlu memandang umur, kesadaran untuk menjaga diri kita sendiri dari penularan virus itu sudah harus ditanamkan sejak dini," katanya.
Meski tidak bisa memberikan penilaian tentang perilaku di kalangan remaja yang berkaitan dengan penularan HIV/AIDS, menurut Sukreni, penyuluhan yang lebih gencar harus dilakukan terhadap generasinya.
"Saya tidak bisa memberikan penilaian soal perilaku remaja sekarang. Tapi kalau kita lihat, saat ini terjadi perubahan masa pacaran remaja jika dilihat dari sisi umur. Sekarang anak-anak SMP saja sudah mulai pacaran," ujarnya.
Ia menilai, karena masih bau kencur, kesadaran akan bahaya dan cara penularan HIV/AIDS harus diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh para remaja.
"Seringkali kita yang remaja ini tidak mengindahkan bahaya-bahaya yang muncul akibat dari perilaku kita," tambahnya.
Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan dan Kesos dr Putu Suasta, MKes yang ikut dalam kegiatan ini mengakui, penderita HIV/AIDS saat ini didominasi manusia usia produktif.
Menurutnya, penderita rata-rata berusia dewasa muda antara 20 hingga 30 tahun.
"Mereka seluruhnya tertular lewat hubungan seksual. Sampai saat ini belum kita temukan penderita yang tertular lewat jarum suntik," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
Mereka membagikan bunga, stiker serta brosur kepada setiap pengendara mobil pribadi, bus, truk hingga sepeda motor yang berhenti saat lampu merah di perempatan itu menyala.
Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka peringatan Hari AIDS Se-Dunia pada 1 Desember.
Selain membagikan bunga, stiker dan brosur, salah seorang siswa juga terus berorasi dengan megaphone memperingatkan bahayanya penularan virus mematikan tersebut.
"Berperilakulah hidup sehat, hindari hal-hal yang berpotensi tertular HIV seperti seks bebas," kata salah seorang siswi dalam orasinya.
Untuk memberikan semangat, sekelompok murid SMP menabuh alat musik baleganjur.
Sukreni, salah seorang siswi dari SMK Negeri 1 Negara mengatakan, persoalan penyebaran HIV/AIDS adalah persoalan bersama.
"Jadi tidak perlu memandang umur, kesadaran untuk menjaga diri kita sendiri dari penularan virus itu sudah harus ditanamkan sejak dini," katanya.
Meski tidak bisa memberikan penilaian tentang perilaku di kalangan remaja yang berkaitan dengan penularan HIV/AIDS, menurut Sukreni, penyuluhan yang lebih gencar harus dilakukan terhadap generasinya.
"Saya tidak bisa memberikan penilaian soal perilaku remaja sekarang. Tapi kalau kita lihat, saat ini terjadi perubahan masa pacaran remaja jika dilihat dari sisi umur. Sekarang anak-anak SMP saja sudah mulai pacaran," ujarnya.
Ia menilai, karena masih bau kencur, kesadaran akan bahaya dan cara penularan HIV/AIDS harus diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh para remaja.
"Seringkali kita yang remaja ini tidak mengindahkan bahaya-bahaya yang muncul akibat dari perilaku kita," tambahnya.
Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan dan Kesos dr Putu Suasta, MKes yang ikut dalam kegiatan ini mengakui, penderita HIV/AIDS saat ini didominasi manusia usia produktif.
Menurutnya, penderita rata-rata berusia dewasa muda antara 20 hingga 30 tahun.
"Mereka seluruhnya tertular lewat hubungan seksual. Sampai saat ini belum kita temukan penderita yang tertular lewat jarum suntik," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010