Amlapura (Antara Bali) - Organisasi sosial Paguyuban Budi Luhur menggelar persembahyangan dan peletakan repeater di Pura Kenusut, yang terletak di Dusun Jumenang, Kecamatan/Kabupaten Karangasem, Bali.
"Acara persembahyangan ini sekaligus untuk menyososialisasi dengan bendesa adat, perbekel dan jro mangku di wilayah setempat, terkait acara peletakan repeater Budi Luhur di kawasan pura," ujar Nengah Sujawan, penanggung jawab Paguyuban Budi Luhur di Pura Kenusut, Sabtu.
Dikatakan dia, pemasangan repiter bertujuan untuk mengatasi kendala komunikasi antar-anggota Budi Luhur, atau dengan sesama "breaker" yang ingin menggunakan frekuensi 14.364, yang sebelumnya belum maksimal dikarenakan kendala kelistrikan.
Sebelumnya, lanjut dia, repeater Budi Luhur dipasang di Bukit Bada Budu. Kendala utama pemasangan di lokasi tersebut terletak pada faktor listrik, membuat penggunaan frekuensi Budi Luhur tidak berjalan dengan baik.
"Berdasarkan hasil rapat dengan anggota, akhirnya kami putuskan untuk memindahkan lokasi repeater dari Bukit Bada Budu ke wilayah Pura Kenusut," ujar Sujawan.
Lebih lanjut dia mengatakan, Paguyuban Budi Luhur berdiri sejak tahun 2010 dan kini memiliki anggota tak kurang 150 orang. Para anggota paguyuban berdomisili pada empat kecamatan, yakni Abang, Manggis, Abang dan Bebandem.
Misi dan visi pembentukan paguyuban sesuai dan selaras dengan konsep Tri Hita Karana, sehingga ada keseimbangan antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia dan alam sekitar.
"Kegiatan rutin tahunan yang kami gelar adalah melakukan persembahyangan dengan tirtayatra di berbagai pura di Bali. Juni mendatang kami berencana tangkil di pura-pura di Lombok," ucap dia.
Kegiatan lain yang sering diadakan adalah mengadakan bantuan komunikasi (bankom) untuk kegiatan-kegiatan keagamaan atau sosial. Bankom yang selalu diadakan adalah bantuan komunikasi napak tilas perjuangan I Gusti Ngurah Rai pada zaman penjajahan Belanda, yang berlangsung selama lima hari dengan start di Pempatan dan finish di Sebudi. Bankom ini berlangsung menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus.
Sementara, Ketua Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Kabupaten Karangasem Komang Murdana menyatakan, pihaknya menitipkan aset dari Paguyuban Budi Luhur, yang kini dipasang di wilayah Pura Kenusut. Pemasangan repeater diharapkan membawa kebaikan bersama sebagai sarana berkomunikasi.
Dikatakan dia, RAPI Karangasem memiliki sembilan paguyuban, salah satunya adalah Paguyuban Budi Luhur. Keberadaan repeater Budi Luhur diinginkan agar aman dan bisa dipergunakan bersama.
"Mari dimiliki bersama, dan berharap Jro Mangku, Bendesa dan pengurus desa serta masyarakat sama-sama menggunakan repeater ini, dengan orientasi kegiatan sosial. Kita bangkitkan RAPI Kabupaten Karangasem melalui komunikasi," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Acara persembahyangan ini sekaligus untuk menyososialisasi dengan bendesa adat, perbekel dan jro mangku di wilayah setempat, terkait acara peletakan repeater Budi Luhur di kawasan pura," ujar Nengah Sujawan, penanggung jawab Paguyuban Budi Luhur di Pura Kenusut, Sabtu.
Dikatakan dia, pemasangan repiter bertujuan untuk mengatasi kendala komunikasi antar-anggota Budi Luhur, atau dengan sesama "breaker" yang ingin menggunakan frekuensi 14.364, yang sebelumnya belum maksimal dikarenakan kendala kelistrikan.
Sebelumnya, lanjut dia, repeater Budi Luhur dipasang di Bukit Bada Budu. Kendala utama pemasangan di lokasi tersebut terletak pada faktor listrik, membuat penggunaan frekuensi Budi Luhur tidak berjalan dengan baik.
"Berdasarkan hasil rapat dengan anggota, akhirnya kami putuskan untuk memindahkan lokasi repeater dari Bukit Bada Budu ke wilayah Pura Kenusut," ujar Sujawan.
Lebih lanjut dia mengatakan, Paguyuban Budi Luhur berdiri sejak tahun 2010 dan kini memiliki anggota tak kurang 150 orang. Para anggota paguyuban berdomisili pada empat kecamatan, yakni Abang, Manggis, Abang dan Bebandem.
Misi dan visi pembentukan paguyuban sesuai dan selaras dengan konsep Tri Hita Karana, sehingga ada keseimbangan antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia dan alam sekitar.
"Kegiatan rutin tahunan yang kami gelar adalah melakukan persembahyangan dengan tirtayatra di berbagai pura di Bali. Juni mendatang kami berencana tangkil di pura-pura di Lombok," ucap dia.
Kegiatan lain yang sering diadakan adalah mengadakan bantuan komunikasi (bankom) untuk kegiatan-kegiatan keagamaan atau sosial. Bankom yang selalu diadakan adalah bantuan komunikasi napak tilas perjuangan I Gusti Ngurah Rai pada zaman penjajahan Belanda, yang berlangsung selama lima hari dengan start di Pempatan dan finish di Sebudi. Bankom ini berlangsung menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus.
Sementara, Ketua Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Kabupaten Karangasem Komang Murdana menyatakan, pihaknya menitipkan aset dari Paguyuban Budi Luhur, yang kini dipasang di wilayah Pura Kenusut. Pemasangan repeater diharapkan membawa kebaikan bersama sebagai sarana berkomunikasi.
Dikatakan dia, RAPI Karangasem memiliki sembilan paguyuban, salah satunya adalah Paguyuban Budi Luhur. Keberadaan repeater Budi Luhur diinginkan agar aman dan bisa dipergunakan bersama.
"Mari dimiliki bersama, dan berharap Jro Mangku, Bendesa dan pengurus desa serta masyarakat sama-sama menggunakan repeater ini, dengan orientasi kegiatan sosial. Kita bangkitkan RAPI Kabupaten Karangasem melalui komunikasi," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016