Negara (Antara Bali) - Taman Nasional Bali Barat (TNBB) di Kabupaten Jembrana memusnahkan kayu curian serta alat angkutnya, yang disita dari wilayahnya.
Pantauan di lokasi Senin, petugas membakar lima meter kubik lebih kayu sitaan, serta menenggelamkan 9 unit sepeda motor dan 30 buah sepeda gayung, yang digunakan pelaku untuk mengangkut kayu tersebut.
"Sepeda gayung ini kami pisah-pisah, lalu ditenggelamkan di sekitar Pulau Menjang, agar menjadi rumpon bagi ikan disana," kata Kepala Taman Nasional Bali Barat Tedi Sutedi.
Ia mengatakan, puluhan sepeda gayung tersebut rata-rata milik pengawen (pembuka lahan hutan untuk digunakan sebagai lahan pertanian), yang disita anak buahnya saat patroli.
Menurutnya, sejak tahun 2009, kayu yang disita terus menurun mulai dari sepuluh meter kubik pada tahun itu, turun jadi delapan meter kubik pada tahun 2010, dan sejak 2011 hingga 2014 hanya lima meter kubik.
"Turunnya jumlah kayu yang disita menjadi indikator, penebangan liar di wilayah TNBB terus berkurang, karena kami rutin melakukan patroli," ujarnya.
Ketua Panitia Pemusnahan Barang Bukti Taman Nasional Bali Barat I Ketut Widiantara mengatakan, saat patroli, pelaku yang terpergok petugas langsung melarikan diri dengan meninggalkan sepeda motor maupun sepeda gayungnya.
"Dari tahun 2011 sampai sekarang sepeda motor maupun sepeda gayung itu tidak ada yang mengambil, sehingga kami musnahkan setelah melewati prosedur yang ada," katanya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Pantauan di lokasi Senin, petugas membakar lima meter kubik lebih kayu sitaan, serta menenggelamkan 9 unit sepeda motor dan 30 buah sepeda gayung, yang digunakan pelaku untuk mengangkut kayu tersebut.
"Sepeda gayung ini kami pisah-pisah, lalu ditenggelamkan di sekitar Pulau Menjang, agar menjadi rumpon bagi ikan disana," kata Kepala Taman Nasional Bali Barat Tedi Sutedi.
Ia mengatakan, puluhan sepeda gayung tersebut rata-rata milik pengawen (pembuka lahan hutan untuk digunakan sebagai lahan pertanian), yang disita anak buahnya saat patroli.
Menurutnya, sejak tahun 2009, kayu yang disita terus menurun mulai dari sepuluh meter kubik pada tahun itu, turun jadi delapan meter kubik pada tahun 2010, dan sejak 2011 hingga 2014 hanya lima meter kubik.
"Turunnya jumlah kayu yang disita menjadi indikator, penebangan liar di wilayah TNBB terus berkurang, karena kami rutin melakukan patroli," ujarnya.
Ketua Panitia Pemusnahan Barang Bukti Taman Nasional Bali Barat I Ketut Widiantara mengatakan, saat patroli, pelaku yang terpergok petugas langsung melarikan diri dengan meninggalkan sepeda motor maupun sepeda gayungnya.
"Dari tahun 2011 sampai sekarang sepeda motor maupun sepeda gayung itu tidak ada yang mengambil, sehingga kami musnahkan setelah melewati prosedur yang ada," katanya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015