Denpasar (Antara Bali) - Sejumlah kendala dihadapi dalam mengembangkan wisata "Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition" atau MICE padahal daerah tersebut memiliki potensi cukup andal.
"Kendala tersebut dapat diklasifikasikan, antara lain terkait kemampuan sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, dan kebijakan pimpinan," kata Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wisata dan Buatan Kementerian Pariwisata Sarman Pamungkas saat kegiatan lokakarya FGD MICE di Kuta, Bali, Kamis.
Menurut dia, padahal wisata MICE di Tanah Air menjadi industri penting sebagai lokomotif dan penguat destinasi pariwisata di Indonesia.
Sarman menjelaskan terdapat tiga kendala utama destinasi wisata MICE sampai saat ini masih stagnan. Yakni kendala pertama, mengenai SDM pelayanan di destinasi wisata MICE yang sudah ditetapkan tersebut belum siap.
"SDM ini meliputi baik di tingkat swasta maupun di lembaga pemerintahan. Padahal kita tahu, daerah tersebut sangat potensial," ujarnya.
Kendala kedua yaitu terkait infrastruktur. Selain Bali dan Jakarta, infrastrukturnya sangat lemah dan belum memenuhi kriteria sebagai destinasi wisata MICE.
Kendala ketiga, yakni kebijakan pemimpin daerah. Pemimpin di daerah yang bersangkutan menjadi tantangan besar dalam pengembangan destinasi wisata MICE.
"Pemda masing-masing berjalan sendiri dan belum terintegrasi. Padahal, fasilitas di suatu daerah sudah bagus tapi SDM kurang," ucapnya.
Tantang lain adalah ada juga daerah yang kriterianya hanya untuk pertemuan (meeting) atau salah satu item dari MICE, tetapi menginginkan semua unsur MICE dimasukkan. Akibatnya, baik pelayanan maupun infratstruktur menjadi tidak maksimal.
"Bali kini jadi kiblat pengembangan destinasi MICE nasional, mudah-mudahan ke depan jadi acuan dunia," katanya.(I020/WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kendala tersebut dapat diklasifikasikan, antara lain terkait kemampuan sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, dan kebijakan pimpinan," kata Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wisata dan Buatan Kementerian Pariwisata Sarman Pamungkas saat kegiatan lokakarya FGD MICE di Kuta, Bali, Kamis.
Menurut dia, padahal wisata MICE di Tanah Air menjadi industri penting sebagai lokomotif dan penguat destinasi pariwisata di Indonesia.
Sarman menjelaskan terdapat tiga kendala utama destinasi wisata MICE sampai saat ini masih stagnan. Yakni kendala pertama, mengenai SDM pelayanan di destinasi wisata MICE yang sudah ditetapkan tersebut belum siap.
"SDM ini meliputi baik di tingkat swasta maupun di lembaga pemerintahan. Padahal kita tahu, daerah tersebut sangat potensial," ujarnya.
Kendala kedua yaitu terkait infrastruktur. Selain Bali dan Jakarta, infrastrukturnya sangat lemah dan belum memenuhi kriteria sebagai destinasi wisata MICE.
Kendala ketiga, yakni kebijakan pemimpin daerah. Pemimpin di daerah yang bersangkutan menjadi tantangan besar dalam pengembangan destinasi wisata MICE.
"Pemda masing-masing berjalan sendiri dan belum terintegrasi. Padahal, fasilitas di suatu daerah sudah bagus tapi SDM kurang," ucapnya.
Tantang lain adalah ada juga daerah yang kriterianya hanya untuk pertemuan (meeting) atau salah satu item dari MICE, tetapi menginginkan semua unsur MICE dimasukkan. Akibatnya, baik pelayanan maupun infratstruktur menjadi tidak maksimal.
"Bali kini jadi kiblat pengembangan destinasi MICE nasional, mudah-mudahan ke depan jadi acuan dunia," katanya.(I020/WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015