Denpasar (Antara Bali) - Kondisi pertumbuhan ekonomi global belum seperti yang diharapkan termasuk negara tujuan ekspor aneka barang kerajinan dan nonmigas Bali lainnya, namun Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat perdagangan ke Singapura mengalami surplus hingga 5,5 juta dolar AS selama periode Januari-Juli 2015.
"Mitra bisnis asal Singapura banyak membeli aneka ragam perhiasan, pakaian jadi, barang rajutan dan kerajinan berbahan baku kulit, untuk dijual kembali kepada turis internasional yang singgah ke negara itu" kata Ni Made Kusuma Dewi, seorang pengusaha sekaligus ekportir di Denpasar Kamis.
Singapura merupakan jalur perdagangan dunia sekaligus negara persinggahan turis mancanegara ramai dikunjungan masyarakat internasional sehingga banyak memerlukan aneka barang cindramata, maka aneka barang kerajinan buatan masyarakat Bali yang bernilai seni laku keras di negeri itu.
Wanita pengusaha itu menambahkan, barang-barang rajutan Bali hampir 34 persen ditujukan ke pasar Singapura, perhiasan perak dipadukan emas dan permata 32,54 persen dikirim ke negara tetangga ini, disamping perabotan rumah tangga, ikan, udang serta pakaian jadi.
Sementara itu BPS Bali mencatat, realisasi ekspor nonmigas ke Singapura selama tujuh bulan I-2015 bernilai 23,7 juta dolar, sementara impor keperluan pengusaha yang didatangkan dari Singapura dalam kurun waktu yang sama hanya seharga 18,1 juta dolar.
Perhiasan dan permata buatan Bali yang diekspor selama Juli 2015 misalnya terbanyak atau 32,54 persen dari bernilai 4,3 juta dolar tertuju ke Singapura, menyusul ke Hongkong sebesar 21,53 persen, Amerika Serikat 11,79 persen dan sisanya kepada negara lainnya.
Pakaian jadi barbahan rajutan yang dipasarkan pengusaha Bali ke pasar ekspor juga terbanyak ditujukan ke pasar Singapura mencapai 33,94 persen selama Juli 2015, menyusul pembeli dari Amerika Serikat 19,58 persen dan di tempat ketiga Australia14,35 persen.
Aneka barang kerajinan berbahan baku kulit seperti sendal, sepatu, baju dan aneka ragam tas dengan rancang bangun yang antik terbanyak dijual ke Jepang 50,31 persen menyusul ke Singapura sekitar 14,70 persen dan Amerika Serikat 6,80 persen.
Sementara barang impor dari Singapura dalam kurun waktu tujuh bulan I-2015 sebenarnya mengalami peningkatan drastis yakni 450 persen dari bernilai 3,2 juta dolar Januari-Juli 2014 menjadi 18,1 juta dolar, namun berkat barang kerajinan Bali gencar ke negeri tetangga itu maka terjadi surplus.
Kusuma Dewi mengatakan, realisasi ekspor ke salah satu negara di kawasan ASEAN itu tetap lancar karena pesanan masih mengalir walaupun terjadi pasang surut sesuai situasi dan kondisi dunia usaha internasional yang ada. (APP)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Mitra bisnis asal Singapura banyak membeli aneka ragam perhiasan, pakaian jadi, barang rajutan dan kerajinan berbahan baku kulit, untuk dijual kembali kepada turis internasional yang singgah ke negara itu" kata Ni Made Kusuma Dewi, seorang pengusaha sekaligus ekportir di Denpasar Kamis.
Singapura merupakan jalur perdagangan dunia sekaligus negara persinggahan turis mancanegara ramai dikunjungan masyarakat internasional sehingga banyak memerlukan aneka barang cindramata, maka aneka barang kerajinan buatan masyarakat Bali yang bernilai seni laku keras di negeri itu.
Wanita pengusaha itu menambahkan, barang-barang rajutan Bali hampir 34 persen ditujukan ke pasar Singapura, perhiasan perak dipadukan emas dan permata 32,54 persen dikirim ke negara tetangga ini, disamping perabotan rumah tangga, ikan, udang serta pakaian jadi.
Sementara itu BPS Bali mencatat, realisasi ekspor nonmigas ke Singapura selama tujuh bulan I-2015 bernilai 23,7 juta dolar, sementara impor keperluan pengusaha yang didatangkan dari Singapura dalam kurun waktu yang sama hanya seharga 18,1 juta dolar.
Perhiasan dan permata buatan Bali yang diekspor selama Juli 2015 misalnya terbanyak atau 32,54 persen dari bernilai 4,3 juta dolar tertuju ke Singapura, menyusul ke Hongkong sebesar 21,53 persen, Amerika Serikat 11,79 persen dan sisanya kepada negara lainnya.
Pakaian jadi barbahan rajutan yang dipasarkan pengusaha Bali ke pasar ekspor juga terbanyak ditujukan ke pasar Singapura mencapai 33,94 persen selama Juli 2015, menyusul pembeli dari Amerika Serikat 19,58 persen dan di tempat ketiga Australia14,35 persen.
Aneka barang kerajinan berbahan baku kulit seperti sendal, sepatu, baju dan aneka ragam tas dengan rancang bangun yang antik terbanyak dijual ke Jepang 50,31 persen menyusul ke Singapura sekitar 14,70 persen dan Amerika Serikat 6,80 persen.
Sementara barang impor dari Singapura dalam kurun waktu tujuh bulan I-2015 sebenarnya mengalami peningkatan drastis yakni 450 persen dari bernilai 3,2 juta dolar Januari-Juli 2014 menjadi 18,1 juta dolar, namun berkat barang kerajinan Bali gencar ke negeri tetangga itu maka terjadi surplus.
Kusuma Dewi mengatakan, realisasi ekspor ke salah satu negara di kawasan ASEAN itu tetap lancar karena pesanan masih mengalir walaupun terjadi pasang surut sesuai situasi dan kondisi dunia usaha internasional yang ada. (APP)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015