Jakarta (Antara Bali) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said optimistis pemerintah dapat mewujudkan proyek pembangkit listrik 35.000 MW sesuai target.
"Dari segi persiapan proyek rasanya kami cukup optimistis, begitu pun pembiayaan, saya belum melihat ada kendala sampai hari ini," ujar Menteri di Jakarta, Minggu.
Ia optimistis lantaran minimal 10.000 MW akan terkontrak pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) melalui penandatanganan kerja sama jual beli 'power' kepada PLN.
Selain itu, tutur dia, sebagian pembangkit listrik yang sudah dioperasikan akan diekspansi, misalnya Cirebon, Tanjung Jati serta Cilacap. Dalam waktu dekat Cirebon akan segera dibangun 1.000 MW, kata dia, Sumsel 2x650 MW juga akan siap untuk 'groundbreaking' serta Cilacap juga sedang diatur jadwalnya agar berjalan dengan baik.
Sudirman menuturkan saat ini sudah 20 persen konstruksi terbangun, baik pembangkit maupun transmisi sehingga sisa 7.000 MW untuk tahun ini. Selain itu sekitar 4.000 MW akan selesai karena lebih dari 70 persen sisa-sisa proyek (Fast Track Program/ FTP) I tingkat penyelesaiannya sudah di atas 80 persen.
"Ini yang membuat saya optimistis, saya kira kalau itu 'ngglinding', jalan, itu akan mendorong persiapan-persiapan proyek lainnya, itu situasi di lapangan yang membuat saya yakin itu bisa diteruskan," tutur dia.
Bulan-bulan ke depan, tutur dia, 'groundbreaking' dan (power purchase agreement/PPA) akan banyak dilakukan. Selain itu, Menteri ESDM mengatakan dalam mewujudkan proyek listrik 35.000 MW, pemerintah belajar dan menganalisa kendala dalam program listrik FTP I dan FTP II.
Solusi dari beberapa kendala, uajr dia, diantaranya mendelegasikan PLN dalam negosiasi harga dan dapat langsung memutuskan berdasar Permen ESDM 3/2015 yang mencantumkan plafon harga tertinggi yang bisa menjadi pegangan PLN. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Dari segi persiapan proyek rasanya kami cukup optimistis, begitu pun pembiayaan, saya belum melihat ada kendala sampai hari ini," ujar Menteri di Jakarta, Minggu.
Ia optimistis lantaran minimal 10.000 MW akan terkontrak pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) melalui penandatanganan kerja sama jual beli 'power' kepada PLN.
Selain itu, tutur dia, sebagian pembangkit listrik yang sudah dioperasikan akan diekspansi, misalnya Cirebon, Tanjung Jati serta Cilacap. Dalam waktu dekat Cirebon akan segera dibangun 1.000 MW, kata dia, Sumsel 2x650 MW juga akan siap untuk 'groundbreaking' serta Cilacap juga sedang diatur jadwalnya agar berjalan dengan baik.
Sudirman menuturkan saat ini sudah 20 persen konstruksi terbangun, baik pembangkit maupun transmisi sehingga sisa 7.000 MW untuk tahun ini. Selain itu sekitar 4.000 MW akan selesai karena lebih dari 70 persen sisa-sisa proyek (Fast Track Program/ FTP) I tingkat penyelesaiannya sudah di atas 80 persen.
"Ini yang membuat saya optimistis, saya kira kalau itu 'ngglinding', jalan, itu akan mendorong persiapan-persiapan proyek lainnya, itu situasi di lapangan yang membuat saya yakin itu bisa diteruskan," tutur dia.
Bulan-bulan ke depan, tutur dia, 'groundbreaking' dan (power purchase agreement/PPA) akan banyak dilakukan. Selain itu, Menteri ESDM mengatakan dalam mewujudkan proyek listrik 35.000 MW, pemerintah belajar dan menganalisa kendala dalam program listrik FTP I dan FTP II.
Solusi dari beberapa kendala, uajr dia, diantaranya mendelegasikan PLN dalam negosiasi harga dan dapat langsung memutuskan berdasar Permen ESDM 3/2015 yang mencantumkan plafon harga tertinggi yang bisa menjadi pegangan PLN. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015