Singaraja, (Antara Bali) - Tepat tiga tahun Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana ST dan Wakil Bupati dr Nyoman Sutjidra SpOG memimpin Buleleng langsung menggulirkan program Tuntas yaitu perbaikan infrastruktur jalan, Pembangunan IGD di RSUD Buleleng hingga promosikan wisata melalui Buleleng Festival (Bulfest), Lovina Festival dan Festival Danau Buyan.

Program yang sudah dijalankan PAS-Sutjidra sesuai dengan janji kampanyenya ini mulai mendapatkan sambutan positif dari masyarakat Buleleng.

Program perbaikan jalan dengan konsep “Pola Tuntas” salah satunya menyasar jalan di Desa Lemukih, Kecamatan Sawan. Jalan ini merupakan satu-satunya akses bagi petani di desa ini untuk memasarkan berbagai hasil kebun seperti cengkeh, kopi, dan buah-buahan.

Di samping itu, jalan ini juga menjadi jalur alternatif bagi pengendara yang akan menuju Denpasar dan sekitarnya. Sejak lama, ruas jalan ini mengalami kerusakan parah. Bukan hanya jalan, namun sejumlah jembatan di wilayah ini putus total akibat dilanda banjir bandang dan tanah longsor beberapa waktu lalu. Tak heran situasi ini menyulitkan masyarakat melintas.

Bahkan, untuk menjual hasil bumi di desa mereka ke Kota Singaraja atau ke Pasar Pancasari, Kecamatan Sukasada, petani di daerah ini cukup kesulitan. Pasalnya,  biaya angkut mahal dan kalau dijual di desa harganya akan murah, sehingga merugikan petani itu sendiri.

Promosi Pariwisata Melalui Even Festival.

Bukan hanya serius memperbaiki sarana infrasetruktur jalan dan mengembangkan rumah sakit. Duet PAS-Sutjidra ini juga fokus menggeliatkan potensi pariwisata di daerah. Salah satu tobosan yang dijalankan dengan menggulirkan Buleleng Festival dan juga Festival Danau Buyan. Event ini tidak hanya menggenjot pariwisata, namun momen ini menjadi ajang pemasaran dan promosi aneka produk industri kreatif, kuliner tradisional, hingga menggeliatkan kehidupan berkesenian di Bali Utara.

Apresiasi Masyarakat Tiga Tahun Kepemimpinan Putu Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra

Pertumbuhan Ekonomi Meningkat Berkat Infrastruktur

PEMBENAHAN infrastruktur jalan raya yang dicanangkan sejak tahun 2012 lalu, terbukti meningkatkan perekonomian masyarakat, terutama masyarakat pedesaan. Infrastruktur berupa jalan raya, mempermudah masyarakat, utamanya pedagang dan petani, menjual hasil bumi mereka di pasar.

Salah satu akses jalan yang terbukti menumbuhkan perekonomian masyarakat, adalah peningkatan kualitas ruas jalan yang menghubungkan Desa Lemukih dengan Desa Pegayaman, tepatnya di KM 18 Jalan Raya Singaraja-Denpasar. Jalan itu sempat mengalami kerusakan sejak tahun 2011 lalu karena terkena banjir bandang.Jalan yang diperbaiki mencapai 10,14 kilometer. Ditambah perbaikan terhadap tiga buah jembatan yang mengalami kerusakan akibat diterjang banjir bandang, hingga putus total. Jalan itu akhirnya selesai total pada tahun 2014 lalu.

Perbekel Lemukih, Ketut Budiarta mengatakan, kerusakan jalan yang disebabkan longsor dan banjir bandang itu, mengakibatkan transportasi masyarakat terganggu. Selama ini jalan itu menjadi akses utama warga dari Desa Silangjana, Desa Galungan, serta Desa Lemukih, menuju ke Denpasar.“Kalau lewat jalan alternatif ini, jarak ke Denpasar hanya 70 kilometer. Jalur ini juga berhubungan dengan Desa Pancasari, yang berkaitan dengan jual beli hasil bumi di Pasar Pancasari,” ungkap Budiarta.Dengan tuntasnya perbaikan jalan itu, perekonomian di Desa Lemukih mulai meningkat sejak tujuh bulan terakhir. Lantaran sebelum jalan diperbaiki, ada hambatan untuk menjual hasil bumi. Warga harus memutar ke Kota Singaraja dulu yang berjarak lebih jauh.

Pariwisata Menggeliat

PERBAIKAN infrastruktur tak hanya menggeliatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya di wilayah pedesaan. Pariwisata juga ikut menggeliat, sejak infrastruktur jalan diperhatikan. Kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara, ke objek wisata yang ada di desa-desa kini mulai meningkat.

Hal itu diakui Nyoman Wirata, petani di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada. Wirata mengatakan, perbaikan infrastruktur jalan, utamanya ke Ulun Danu Buyan, meningkatkan kunjungan wisatawan.Terlebih lagi sejak dilangsungkannya festival danau buyan di Danau Buyan, petani semakin mudah memasarkan produk. “Sebelum ada Festival Danau Buyan, kami kesulitan pemasarannya dan tamu juga jarang. Baru setelah festival baru ada tamu datang, mulai banyak yang beli strawberry,” kata Wirata.

Fasilitas Kesehatan Dibenahi

MENGINJAK tahun ketiga pemerintahan pasangan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dan Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra, perhatian pemerintah dicurahkan pada sektor kesehatan. Buleleng Emergency Service (BES) yang dicanangkan pada tahun 2012 lalu, beroperasi penuh sejak tahun 2014.

BES ditunjang pelayanan sepuluh unit ambulans yang siaga 24 jam penuh untuk menjemput pasien. Disamping itu, informasi ketersediaan kamar rawat inap di puskesmas, rumah sakit pemerintah, serta rumah sakit swasta, kini cukup diakses melalui call centre.Hal itu mendapat apresiasi positif dari Joko Purnomo, salah satu masyarakat yang memanfaatkan fasilitas BES di Puskesmas Buleleng I.

“Saya rasa sudah cukup baik, namun yang perlu ditingkatkan lagi dalam hal respon, agar lebih cepat di keadaan darurat. Saya juga berharap BES dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” kata Joko.

Kini di tahun 2015, Pemerintah Kabupaten Buleleng memang menggencarkan proyek-proyek di bidang kesehatan. Tak hanya pembangunan Instalasi Gawat Darurat baru di RSUD Buleleng, namun juga pembangunan Rumah Sakit Non Kelas atau Rumah Sakit Pratam yang siap dibangun di Desa Tangguwisia, Kecamatan Seririt.

Pembangunan IGD RSUD Buleleng dengan RS Pratama dalam waktu yang bersamaan, dinilai sebuah prestasi yang membanggakan. Putu Serangan, salah satu warga menilai, pembangunan IGD RSUD dan Rumah Sakit Pratama penting dilakukan untuk peningkatan fasilitas kesehatan di Buleleng.

“Menurut saya  pembangunan IGD di RSUD sekarang kemudian dilanjutkan dengan pembangunan RS Pratama  di wilayah barat  dan timur sangat urgent, termasuk program penambahan fasilitas puskesmas di sekuruh Kecamatan di Buleleng” kata Serangan.Dari kalangan profesional, menilai pelayanan kesehatan bukan sekadar peningkatan fasilitas saja. Namun harus ditunjang dengan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Tanpa adanya SDM yang memadai, ketersediaan fasilitas bertaraf internasional, tidak akan ada artinya. (HMS)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Made Andi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015