Denpasar (Antara Bali) - Wakil Ketua DPRD Bali Dr I Nyoman Sugawa Korry mengatakan pihaknya menolak mengimpor daging sapi dan kenaikan harga daging sapi tidak berpengaruh negatif terhadap masyarakat kecil, karena mereka justru mengalihkan kebutuhan daging sapi ke daging ayam dan ikan.
"Artinya meningkatkan permintaan terhadap konsumsi daging ayam, ikan, dan lainnya. Itu positif untuk pemberdayaan ekonomi rakyat," katanya di Denpasar, Kamis.
Sugawa Korry mengatakan jika impor daging sapi dibuka justru akan menguntungkan importir, industri besar dan masyarakat kelas menengah ke atas, tapi merugikan jutaan peternak sapi.
Menurut dia, biarkan keseimbangan pasar (harga daging sapi) dibentuk oleh kekuatan produksi dalam negeri.
"Hentikan impor daging sapi. Biarkan keseimbangan (equilibrium) harga daging sapi dibentuk oleh peningkatan produksi dalam negeri (dipasok oleh peternak sapi dalam negeri), bukan membuka keran impor," katanya.
Menurut politikus Partai Golkar, jika pemerintah mengeluarkan kebijakan mengimpor daging sapi untuk mengatasi kenaikan harga, itu merupakan kebijakan yang sangat keliru.
"Kenaikan harga daging sapi justru berpengaruh positif terhadap pemberdayaan ekonomi rakyat melalui peningkatan kesejahteraan para peternak di pedesaan. Mestinya pemerintah menjawab (mengatasi kenaikan harga daging sapi) bukan dengan buka keran impor tetapi dengan kebijakan mendorong peningkatan produksi sapi di dalam negeri melalui produksi peternak di pedesaan," ujarnya.
Sugawa Korry mengingatkan semua pihak, termasuk pemerintah untuk mewaspadai adanya rekayasa mafia dan kartel impor daging sapi yang sengaja menciptakan kelangkaan daging sapi untuk memicu harga tinggi sehingga pemerintah membuka keran impor.
"Karena itu pemerintah harus mencari tahu akar persoalan sebenarnya yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga daging sapi. Apakah ada permainan mafia dan kartel impor daging sapi. Sebab, mereka ini yang dirugikan jika pemerintah menutup keran impor daging sapi," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Artinya meningkatkan permintaan terhadap konsumsi daging ayam, ikan, dan lainnya. Itu positif untuk pemberdayaan ekonomi rakyat," katanya di Denpasar, Kamis.
Sugawa Korry mengatakan jika impor daging sapi dibuka justru akan menguntungkan importir, industri besar dan masyarakat kelas menengah ke atas, tapi merugikan jutaan peternak sapi.
Menurut dia, biarkan keseimbangan pasar (harga daging sapi) dibentuk oleh kekuatan produksi dalam negeri.
"Hentikan impor daging sapi. Biarkan keseimbangan (equilibrium) harga daging sapi dibentuk oleh peningkatan produksi dalam negeri (dipasok oleh peternak sapi dalam negeri), bukan membuka keran impor," katanya.
Menurut politikus Partai Golkar, jika pemerintah mengeluarkan kebijakan mengimpor daging sapi untuk mengatasi kenaikan harga, itu merupakan kebijakan yang sangat keliru.
"Kenaikan harga daging sapi justru berpengaruh positif terhadap pemberdayaan ekonomi rakyat melalui peningkatan kesejahteraan para peternak di pedesaan. Mestinya pemerintah menjawab (mengatasi kenaikan harga daging sapi) bukan dengan buka keran impor tetapi dengan kebijakan mendorong peningkatan produksi sapi di dalam negeri melalui produksi peternak di pedesaan," ujarnya.
Sugawa Korry mengingatkan semua pihak, termasuk pemerintah untuk mewaspadai adanya rekayasa mafia dan kartel impor daging sapi yang sengaja menciptakan kelangkaan daging sapi untuk memicu harga tinggi sehingga pemerintah membuka keran impor.
"Karena itu pemerintah harus mencari tahu akar persoalan sebenarnya yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga daging sapi. Apakah ada permainan mafia dan kartel impor daging sapi. Sebab, mereka ini yang dirugikan jika pemerintah menutup keran impor daging sapi," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015