Denpasar (Antara Bali) - Perolehan devisa dari perdagangan nonmigas Bali senilai 239,8 juta dolar AS selama periode Januari-Juni 2015, berkurang hingga delapan persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2014 mencapai 260,7 juta dolar.
"Hampir semua kelompok matadagangan nonmigas yang terdiri atas aneka barang kerajinan, hasil industri kecil dan pertanian melorot dalam perolehan devisanya awal 2015," kata Kabid Perdagangan Luar Negeri Disperindag Bali, Made Suastika di Denpasar Minggu.
Berkurang dalam perdagangan itu salah satu akibat perkembangan perekonomian Amerika serikat salah satu negera tujuan ekspor utama daerah ini tidak sebegaimana diperkirakan semula, sehingga realisasi ekspornya sedikit melorot.
Begitu pula terhadap negara pembelilainnya seperti Australia, Singapura, Hong Kong, Australia dan negara Eropa lainnya mengalami hal serupa sehingga aneka barang kerajinan bernilai seni berkurang yang bisa dikapalkan ke negeri tersebut.
Made Suastika menjelaskan, ekspor tujuan Jepang sedikit mengalami peningkatan dalam mengekspor hasil perikanan Bali, namun jumlahnya tidak terlalu besar sehingga secara keseluruhan perdagangan luar negeri nonmigas Bali sedikit berkurang dan diharapkan akan lebih baik lagi diakhir tahun ini.
Hasil industri kecil seperti pakaian jadi (garmen) misalnya hanya mampu dikapalkan sebanyak 30,7juta pcs bernilai 51 juta dolar selama enam bulan pertama 2015, berkurang jika dibandingkan periode sama 2014 mencapai 62,4 juta dolar.
Demikian pula sepatu, tas buatan pengrajin Pulau Dewata juga mengalami nasib yang sama termasuk aneka barang kerajinan berbahan baku plastik buatan tangan-tangan terampil wanita di Kabupaten Gianyar berkurangantara 18,22 persen.
Jadi secara keseluruhan hasil industri kecil melorot 20 persen dari bernilai 93,6 juta dolar menjadi hanya 74,8 juta dolar, sedangkan hasil kerajinan berkurang dari bernilai 117,9 juta dolar menjadi hanya 100 juta dolar selama Januari-Juni 2015.
Hanya hasil perikanan laut berupa tuna segar dan yang sudah diawetkan, kepiting, kerapu, ikan kakap yang sebagian besar untuk memenuhi permintaan konsumen di Jepang mampu mengumpulkan devisa 67juta dolar selama Januari-Juni 2015 naik 32 persen dari perioda sama sebelumnya hanya 47,4 juta dolar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Hampir semua kelompok matadagangan nonmigas yang terdiri atas aneka barang kerajinan, hasil industri kecil dan pertanian melorot dalam perolehan devisanya awal 2015," kata Kabid Perdagangan Luar Negeri Disperindag Bali, Made Suastika di Denpasar Minggu.
Berkurang dalam perdagangan itu salah satu akibat perkembangan perekonomian Amerika serikat salah satu negera tujuan ekspor utama daerah ini tidak sebegaimana diperkirakan semula, sehingga realisasi ekspornya sedikit melorot.
Begitu pula terhadap negara pembelilainnya seperti Australia, Singapura, Hong Kong, Australia dan negara Eropa lainnya mengalami hal serupa sehingga aneka barang kerajinan bernilai seni berkurang yang bisa dikapalkan ke negeri tersebut.
Made Suastika menjelaskan, ekspor tujuan Jepang sedikit mengalami peningkatan dalam mengekspor hasil perikanan Bali, namun jumlahnya tidak terlalu besar sehingga secara keseluruhan perdagangan luar negeri nonmigas Bali sedikit berkurang dan diharapkan akan lebih baik lagi diakhir tahun ini.
Hasil industri kecil seperti pakaian jadi (garmen) misalnya hanya mampu dikapalkan sebanyak 30,7juta pcs bernilai 51 juta dolar selama enam bulan pertama 2015, berkurang jika dibandingkan periode sama 2014 mencapai 62,4 juta dolar.
Demikian pula sepatu, tas buatan pengrajin Pulau Dewata juga mengalami nasib yang sama termasuk aneka barang kerajinan berbahan baku plastik buatan tangan-tangan terampil wanita di Kabupaten Gianyar berkurangantara 18,22 persen.
Jadi secara keseluruhan hasil industri kecil melorot 20 persen dari bernilai 93,6 juta dolar menjadi hanya 74,8 juta dolar, sedangkan hasil kerajinan berkurang dari bernilai 117,9 juta dolar menjadi hanya 100 juta dolar selama Januari-Juni 2015.
Hanya hasil perikanan laut berupa tuna segar dan yang sudah diawetkan, kepiting, kerapu, ikan kakap yang sebagian besar untuk memenuhi permintaan konsumen di Jepang mampu mengumpulkan devisa 67juta dolar selama Januari-Juni 2015 naik 32 persen dari perioda sama sebelumnya hanya 47,4 juta dolar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015