Jakarta (Antara Bali) - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, dalam
acara pembukaan rapat kerja dengan para kepala perwakilan Indonesia,
mengatakan bahwa dalam lima tahun ke depan diplomasi luar negeri
diarahkan untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
Presiden Joko Widodo yang didampingi Menlu Retno Marsudi membuka Raker Pimpinan Kemlu dengan Kepala Perwakilan Indonesia Tahun 2015, yang dilaksanakan di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Senin.
Menurut Retno, Kementerian Luar Negeri akan mengaplikasikan diplomasi yang membumi, yaitu diplomasi yang mengedepankan kepentingan rakyat, bermanfaat dan terkoneksi dengan kebutuhan rakyat.
Dia menekankan bahwa diplomasi luar negeri dalam lima tahun ke depan tidak akan berjarak (memiliki kesenjangan) dengan kepentingan nasional dan kepentingan rakyat Indonesia.
"Hasil kerja para diplomat Indonesia harus dirasakan manfaatnya oleh rakyat dan bangsa Indonesia. Dan menurut konstitusi, diplomasi Indonesia juga harus mampu berkontribusi terhadap perdamaian dan kesejahteraan dunia," ujar dia.
Retno berpendapat bahwa perjuangan diplomasi Indonesia sekarang ini dilakukan di tengah dunia yang sangat dinamis dan penuh tantangan, baik tantangan dari segi ekonomi maupun stabilitas.
"Dalam menghadapi tantangan itu, diplomat Indonesia tidak akan pernah menyerah. Diplomat dididik untuk membuat situasi sesulit apa pun menjadi lebih baik. Diplomat dididik untuk mencari titik temu dari berbagai perbedaan," kata dia.
Pada kesempatan itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Indonesia perlu mengedepankan diplomasi ekonomi di luar negeri.
"Diplomasi ekonomi sekarang ini harus dikedepankan. Karena sekarang dari urusan kecil, sedang sampai urusan besar berhubungan dengan ekonomi," kata dia.
Presiden mengemukakan bahwa sebagian besar negara maju memang memiliki duta besar yang memahami isu-isu ekonomi.
"Saya berkesimpulan negara-negara maju duta besarnya memang harus punya `penciuman` tajam untuk masalah ekonomi. Kalau ada pekerjaan besar dubesnya aktif untuk mencari tahu dan hampir 99 persen urusannya ekonomi," ujar Jokowi.
Raker Pimpinan Kemlu dengan Kepala Perwakilan Indonesia Tahun 2015 yang bertema "Diplomasi Untuk Rakyat: Meneguhkan Kehadiran Negara dalam Politik Luar Negeri" itu diselenggarakan pada 2-5 Februari untuk menyelaraskan langkah dan strategi diplomasi dan politik luar negeri Indonesia.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Presiden Joko Widodo yang didampingi Menlu Retno Marsudi membuka Raker Pimpinan Kemlu dengan Kepala Perwakilan Indonesia Tahun 2015, yang dilaksanakan di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Senin.
Menurut Retno, Kementerian Luar Negeri akan mengaplikasikan diplomasi yang membumi, yaitu diplomasi yang mengedepankan kepentingan rakyat, bermanfaat dan terkoneksi dengan kebutuhan rakyat.
Dia menekankan bahwa diplomasi luar negeri dalam lima tahun ke depan tidak akan berjarak (memiliki kesenjangan) dengan kepentingan nasional dan kepentingan rakyat Indonesia.
"Hasil kerja para diplomat Indonesia harus dirasakan manfaatnya oleh rakyat dan bangsa Indonesia. Dan menurut konstitusi, diplomasi Indonesia juga harus mampu berkontribusi terhadap perdamaian dan kesejahteraan dunia," ujar dia.
Retno berpendapat bahwa perjuangan diplomasi Indonesia sekarang ini dilakukan di tengah dunia yang sangat dinamis dan penuh tantangan, baik tantangan dari segi ekonomi maupun stabilitas.
"Dalam menghadapi tantangan itu, diplomat Indonesia tidak akan pernah menyerah. Diplomat dididik untuk membuat situasi sesulit apa pun menjadi lebih baik. Diplomat dididik untuk mencari titik temu dari berbagai perbedaan," kata dia.
Pada kesempatan itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Indonesia perlu mengedepankan diplomasi ekonomi di luar negeri.
"Diplomasi ekonomi sekarang ini harus dikedepankan. Karena sekarang dari urusan kecil, sedang sampai urusan besar berhubungan dengan ekonomi," kata dia.
Presiden mengemukakan bahwa sebagian besar negara maju memang memiliki duta besar yang memahami isu-isu ekonomi.
"Saya berkesimpulan negara-negara maju duta besarnya memang harus punya `penciuman` tajam untuk masalah ekonomi. Kalau ada pekerjaan besar dubesnya aktif untuk mencari tahu dan hampir 99 persen urusannya ekonomi," ujar Jokowi.
Raker Pimpinan Kemlu dengan Kepala Perwakilan Indonesia Tahun 2015 yang bertema "Diplomasi Untuk Rakyat: Meneguhkan Kehadiran Negara dalam Politik Luar Negeri" itu diselenggarakan pada 2-5 Februari untuk menyelaraskan langkah dan strategi diplomasi dan politik luar negeri Indonesia.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015