Yogyakarta (Antara Bali) - Kelompok mahasiswa Program Studi Teknik Boga Diploma Tiga Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta memanfaatkan tajin untuk meningkatkan berat badan balita.
"Tajin merupakan air yang berasal dari rebusan beras pada saat menanak nasi. Air itu mempunyai kandungan karbohidrat yang cukup tinggi sehingga mampu menaikkan angka berat badan balita," kata ketua kelompok Wenny Rachmawati di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, tajin yang dibuat menjadi "susu" itu merupakan alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan berat badan dan gizi balita menjadi seimbang.
"Susu tajin itu diberikan kepada balita yang mempunyai berat badan kurang dari normal. Asupan susu tajin cukup mudah, murah, dan terjangkau," katanya.
Ia mengatakan pembuatan "susu" tajin cukup sederhana, bahan yang diperlukan adalah beras, air, gula pasir, gula jawa, garam, dan kompor untuk memasak. Air tajin didapat dari cairan putih saat memasak nasi.
"Cairan tersebut dituang ke dalam gelas kemudian ditambahkan sedikit garam dan gula jawa atau gula pasir agar berasa manis dan balita menyukainya," katanya.
Menurut dia, air tajin juga mengandung protein, lemak, karbohidrat, dan glukosa yang mempermudah penyerapan elektrolit sehingga sangat baik untuk mengatasi dehidrasi yang diakibatkan diare.
Selain itu, air tajin juga mengandung poliglukosa yang dapat memadatkan feses sehingga cairan yang keluar bisa diminimalisasi.
Ia mengatakan berat badan merupakan salah satu komponen untuk menghitung angka kecukupan gizi seseorang. Seorang ibu diharapkan mampu mengontrol asupan gizi yang diberikan kepada anaknya agar tidak terjadi kekurangan gizi.
Di daerah perdesaan masih ditemukan balita yang mempunyai berat badan kurang ideal atau kurang gizi, karena untuk mencukupi kebutuhan makan mereka saja susah apalagi memperhatikan asupan makanan apakah sehat dan layak dikonsumsi.
"Orang tua tidak memikirkan itu, yang mereka pikir bahwa yang terpenting anaknya telah diberi makan. Banyak orang tua yang keberatan membeli susu formula karena mahal dan tidak terjangkau," katanya.
Menurut dia, penggunaan "susu" tajin untuk meningkatkan berat badan balita telah dilakukan di Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian pada Masyarakat (PKM-M) 2014," katanya.
Anggota kelompok mahasiswa itu adalah Annisa Nur Fitriyani, Mei Dian Nurita Sari, dan Rias Ardianti. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Tajin merupakan air yang berasal dari rebusan beras pada saat menanak nasi. Air itu mempunyai kandungan karbohidrat yang cukup tinggi sehingga mampu menaikkan angka berat badan balita," kata ketua kelompok Wenny Rachmawati di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, tajin yang dibuat menjadi "susu" itu merupakan alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan berat badan dan gizi balita menjadi seimbang.
"Susu tajin itu diberikan kepada balita yang mempunyai berat badan kurang dari normal. Asupan susu tajin cukup mudah, murah, dan terjangkau," katanya.
Ia mengatakan pembuatan "susu" tajin cukup sederhana, bahan yang diperlukan adalah beras, air, gula pasir, gula jawa, garam, dan kompor untuk memasak. Air tajin didapat dari cairan putih saat memasak nasi.
"Cairan tersebut dituang ke dalam gelas kemudian ditambahkan sedikit garam dan gula jawa atau gula pasir agar berasa manis dan balita menyukainya," katanya.
Menurut dia, air tajin juga mengandung protein, lemak, karbohidrat, dan glukosa yang mempermudah penyerapan elektrolit sehingga sangat baik untuk mengatasi dehidrasi yang diakibatkan diare.
Selain itu, air tajin juga mengandung poliglukosa yang dapat memadatkan feses sehingga cairan yang keluar bisa diminimalisasi.
Ia mengatakan berat badan merupakan salah satu komponen untuk menghitung angka kecukupan gizi seseorang. Seorang ibu diharapkan mampu mengontrol asupan gizi yang diberikan kepada anaknya agar tidak terjadi kekurangan gizi.
Di daerah perdesaan masih ditemukan balita yang mempunyai berat badan kurang ideal atau kurang gizi, karena untuk mencukupi kebutuhan makan mereka saja susah apalagi memperhatikan asupan makanan apakah sehat dan layak dikonsumsi.
"Orang tua tidak memikirkan itu, yang mereka pikir bahwa yang terpenting anaknya telah diberi makan. Banyak orang tua yang keberatan membeli susu formula karena mahal dan tidak terjangkau," katanya.
Menurut dia, penggunaan "susu" tajin untuk meningkatkan berat badan balita telah dilakukan di Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian pada Masyarakat (PKM-M) 2014," katanya.
Anggota kelompok mahasiswa itu adalah Annisa Nur Fitriyani, Mei Dian Nurita Sari, dan Rias Ardianti. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015