Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Made Mangku Pastika mengatakan, Bank BPD Bali masih membutuhkan penyertaan modal lebih banyak agar bisa bersaing dengan bank lain di Pulau Dewata.
"Bank BPD masih memerlukan penyertaan modal lebih banyak. dalam APBD 2015 menganggarkan mencapai Rp200 miliar," katanya di Denpasar, Senin.
Hal itu Mangku Pastika menanggapi sorotan dari Fraksi PDIP menilai karena penyertaan modal ke Bank BPD Bali terlalu besar.
Menurut Mangku Pastika, selain karena BPD Bali membutuhkan penambahan modal untuk bisa bersaing dengan bank lain di Pulau Dewata, penyertaan modal itu akan memberi keuntungan besar untuk Pemprov Bali.
Gubernur menjelaskan, Pemprov Bali akan mendapat keuntungan sebesar 26 persen setahun dari total modal yang disetor ke BPD Bali. Jika penyertaan modal Rp200 miliar pada tahun 2015 direalisasikan, Pemprov Bali akan mendapat keuntungan Rp40 miliar.
Karena itu, katanya, mengajak anggota Dewan untuk mempertimbangkan penyertaan modal sebesar Rp200 miliar itu.
"Pengalaman selama ini pendapatan kita dari Bank BPD Bali banyak. Deviden kita 26 persen dari modal kita. Kalau kita sertakan Rp200 miliar, maka kita dapat Rp40 miliar dari situ. Bandingkan itu selama lima tahun, kita akan dapat banyak," kata Gubernur Pastika menjelaskan.
Selain deviden, lanjut Gubernur Pastika, penambahan modal juga akan menguntungkan karena bisa mengajukan kredit lebih banyak.
Ia mengingatkan, Bali juga memiliki Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida) yang bisa memberikan jaminan untuk masyarakat yang mau mengajukan kredit usaha.
"Kalau dulu UKM kesulitan pinjam modal, maka sekarang ada Jamkrida. Proyek-proyek pemerintah juga bisa dijamin Jamkrida dan dibiayai Bank BPD. Jadi jelas bahwa penyertaan modal di BPD memiliki `multiplayer efect`," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Bank BPD masih memerlukan penyertaan modal lebih banyak. dalam APBD 2015 menganggarkan mencapai Rp200 miliar," katanya di Denpasar, Senin.
Hal itu Mangku Pastika menanggapi sorotan dari Fraksi PDIP menilai karena penyertaan modal ke Bank BPD Bali terlalu besar.
Menurut Mangku Pastika, selain karena BPD Bali membutuhkan penambahan modal untuk bisa bersaing dengan bank lain di Pulau Dewata, penyertaan modal itu akan memberi keuntungan besar untuk Pemprov Bali.
Gubernur menjelaskan, Pemprov Bali akan mendapat keuntungan sebesar 26 persen setahun dari total modal yang disetor ke BPD Bali. Jika penyertaan modal Rp200 miliar pada tahun 2015 direalisasikan, Pemprov Bali akan mendapat keuntungan Rp40 miliar.
Karena itu, katanya, mengajak anggota Dewan untuk mempertimbangkan penyertaan modal sebesar Rp200 miliar itu.
"Pengalaman selama ini pendapatan kita dari Bank BPD Bali banyak. Deviden kita 26 persen dari modal kita. Kalau kita sertakan Rp200 miliar, maka kita dapat Rp40 miliar dari situ. Bandingkan itu selama lima tahun, kita akan dapat banyak," kata Gubernur Pastika menjelaskan.
Selain deviden, lanjut Gubernur Pastika, penambahan modal juga akan menguntungkan karena bisa mengajukan kredit lebih banyak.
Ia mengingatkan, Bali juga memiliki Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida) yang bisa memberikan jaminan untuk masyarakat yang mau mengajukan kredit usaha.
"Kalau dulu UKM kesulitan pinjam modal, maka sekarang ada Jamkrida. Proyek-proyek pemerintah juga bisa dijamin Jamkrida dan dibiayai Bank BPD. Jadi jelas bahwa penyertaan modal di BPD memiliki `multiplayer efect`," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014