Denpasar (Antara Bali) - Akibat resesi ekonomi dunia yang belum pulih seratus persen pada 2010, menjadi salah satu penyebab realisasi perdagangan luar negeri rumah jadi rancangan gaya Bali agak melorot.
"Perdagangan rumah jadi berbahan baku kayu ke Hawaii, AS, Turki, kepulauan Fiji, Tonga, Afrika Selatan, Panama dan Australia sedikit berkurang," kata Kepala Seksi Ekspor Disperindag Bali, Putu Bagiada SE di Denpasar Kamis.
Ia menyebutkan, perolehan devisa dari perdagangan rumah jadi dari Bali selama Januari-Mei 2010 tercatat sebanyak 7,7 ribu unit bernilai satu juta dolar AS, berkurang hingga 60 persen dari periode sama 2009.
Perolehan devisa maupun volume perdagangan rumah jadi tersebut memang berkurang, kata dia sambil menyebutkan bahwa periode lima bulan awal 2009 mengapalkan sebanyak 9,8 ribu unit seharga 2,5 juta dolar.
Perdagangan rumah jadi yang mudah dibongkar pasang kembali setelah tiba di negeri konsumen, diharapkan periode akhir tahun menjelang perayaan Natal 2010 dan tahun baru 2011 akan lebih banyak lagi dikapalkan ke negeri konsumen.
Perdagangan rumah gaya Bali biasa pada awal tahun pengapalannya berkurang, tetapi akan semakin ramai menjelang tutup tahun, kata Made Suamba, petugas pemasaran sebuah usaha ekspor rumah jadi Bali di Denpasar.
Perusahaan di tempatnya bekerja sejak tahun 2003, memang gencar melakukan pemasaran aneka jenis dan bentuk rumah gaya Bali ke mancanegara termasuk kepada konsumen di Afrika Selatan dan kepulauan Fiji.
Usaha ekspor rumah jadi yang pertama di Bali ini memproduksi rekayasa dan pabrik rumah dalam skala besar, dengan memulai merancang gaya Bali yakni jenis villa, bungalow dan cottage yang cocok sebagai tempat istirahat.
Selain untuk ekspor rumah jadi dengan berbagai tipe juga banyak diperdagangkan di dalam negeri bahkan kepada pengusaha hotel setempat untuk melengkapi kawasan penginapan yang dimilikinya sebagai daya tarik turis.
Manajemen perusahaan yang sudah berpengalaman dalam menangani perdagangan ekspor tersebut, selain memperdagangkan rumah jadi juga berbagai jenis barang kerajinan Bali dengan sasaran utama konsumen Amerika Serikat, kata Made.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
"Perdagangan rumah jadi berbahan baku kayu ke Hawaii, AS, Turki, kepulauan Fiji, Tonga, Afrika Selatan, Panama dan Australia sedikit berkurang," kata Kepala Seksi Ekspor Disperindag Bali, Putu Bagiada SE di Denpasar Kamis.
Ia menyebutkan, perolehan devisa dari perdagangan rumah jadi dari Bali selama Januari-Mei 2010 tercatat sebanyak 7,7 ribu unit bernilai satu juta dolar AS, berkurang hingga 60 persen dari periode sama 2009.
Perolehan devisa maupun volume perdagangan rumah jadi tersebut memang berkurang, kata dia sambil menyebutkan bahwa periode lima bulan awal 2009 mengapalkan sebanyak 9,8 ribu unit seharga 2,5 juta dolar.
Perdagangan rumah jadi yang mudah dibongkar pasang kembali setelah tiba di negeri konsumen, diharapkan periode akhir tahun menjelang perayaan Natal 2010 dan tahun baru 2011 akan lebih banyak lagi dikapalkan ke negeri konsumen.
Perdagangan rumah gaya Bali biasa pada awal tahun pengapalannya berkurang, tetapi akan semakin ramai menjelang tutup tahun, kata Made Suamba, petugas pemasaran sebuah usaha ekspor rumah jadi Bali di Denpasar.
Perusahaan di tempatnya bekerja sejak tahun 2003, memang gencar melakukan pemasaran aneka jenis dan bentuk rumah gaya Bali ke mancanegara termasuk kepada konsumen di Afrika Selatan dan kepulauan Fiji.
Usaha ekspor rumah jadi yang pertama di Bali ini memproduksi rekayasa dan pabrik rumah dalam skala besar, dengan memulai merancang gaya Bali yakni jenis villa, bungalow dan cottage yang cocok sebagai tempat istirahat.
Selain untuk ekspor rumah jadi dengan berbagai tipe juga banyak diperdagangkan di dalam negeri bahkan kepada pengusaha hotel setempat untuk melengkapi kawasan penginapan yang dimilikinya sebagai daya tarik turis.
Manajemen perusahaan yang sudah berpengalaman dalam menangani perdagangan ekspor tersebut, selain memperdagangkan rumah jadi juga berbagai jenis barang kerajinan Bali dengan sasaran utama konsumen Amerika Serikat, kata Made.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010