Jakarta (Antara Bali) - Pemerintah berencana melakukan lelang penjualan tiga seri Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara dengan target indikatif sebesar Rp1,5 triliun pada Selasa (23/9).

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Yudi Pramadi dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis, menyebutkan Sukuk yang akan dilelang terdiri atas dua seri sukuk negara berbasis proyek dan satu seri sukuk negara berjangka pendek.

Dua sukuk negara berbasis proyek tersebut adalah seri PBS005 (penjualan kembali) dan PBS006 (penjualan kembali), sedangkan sukuk negara jangka pendek, yaitu seri SPN-S10032015 (penjualan kembali).

Penjualan Sukuk Negara melalui lelang itu ditujukan untuk memenuhi sebagian target pembiayaan dalam APBN 2014.

Seri PBS005 jatuh tempo 15 April 2043 dengan tingkat imbalan 6,75 persen dan seri PBS006 akan jatuh tempo 15 September 2020 dengan tingkat imbalan 8,25 persen. Aset acuan dua seri Sukuk Negara itu berupa proyek atau kegiatan dalam APBN 2014.

Sementara itu seri SPN-S10032015 akan jatuh tempo 10 Maret 2015 dengan imbalan secara diskonto serta aset acuan berupa barang milik negara, yaitu tanah dan bangunan.

Lelang SBSN itu akan dilaksanakan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai agen lelang SBSN dan lelang bersifat terbuka menggunakan metode harga beragam.

Pada prinsipnya semua pihak, investor individu maupun institusi, dapat menyampaikan penawaran pembelian dalam lelang. Namun, dalam pelaksanaan penyampaian lelang harus melalui peserta yang telah mendapat persetujuan Kementerian Keuangan.

Pemerintah memiliki hak untuk menjual seri-seri SBSN tersebut lebih besar atau lebih kecil daripada target indikatif yang ditentukan.

Setelmen atau penyelesaian akhir transaksi penjualan SBSN itu akan dilaksanakan pada tanggal 25 September 2014, atau dua hari kerja setelah tanggal pelaksanaan lelang.

Serap Rp10 Triliun

Sementara itu dalam lelang obligasi negara pada 16 September 2014, pemerintah menyerap dana sebesar Rp10 triliun dari penawaran yang masuk sebesar Rp24,24 triliun lebih. Jumlah diserap itu sama dengan jumlah indikatif yang ditetapkan sebelumnya.

Jumlah Rp10 triliun itu antara lain berasal dari seri SPN12150710 sebesar Rp2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,62 persen, imbal hasil tertinggi dimenangkan 6,64 persen dan akan jatuh tempo 10 Juli 2015.

Selain itu seri FR0069 sebesar Rp3,05 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,05 persen, imbal hasil tertinggi dimenangkan 8,07 persen, tingkat kupon 8,07 persen dan jatuh tempo 15 April 2019.

Seri FR0070 sebesar Rp2,70 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,31 persen, imbal hasil tertinggi dimenangkan 8,33 persen, tingkat kupon 8,38 persen dan jatuh tempo 15 Maret 2024.

Seri FR0068 sebesar Rp2,25 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,87 persen, imbal hasil tertinggi dimenangkan 8,89 persen, tingkat kupon 8,38 persen dan jatuh tempo 15 Maret 2034. (WDY)

Pewarta: Oleh Agus Salim

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014