Jakarta (Antara Bali) - Millennium Challenge Accounts (MCA) Indonesia mulai mengucurkan skema pendanaan untuk pembangunan rendah karbon melalui Proyek Kemakmuran Hijau.
Wakil Menteri PPN/Bappenas Lukita Dinarsyah Tuwo saat meluncurkan Proyek Kemakmuran Hijau di Jakarta, Kamis, mengatakan fasilitas ini dibentuk untuk mampu mengembangkan skema pembiayaan dalam rangka mendorong investasi swasta untuk dua bidang sekaligus.
"Fasilitas Kemakmuran Hijau, diberikan dalam skema pendanaan sebagai fasilitas pembiayaan di bidang energi terbarukan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan," katanya.
Persyaratan program sudah dibentuk, disetujui juga oleh Kementerian Keuangan, Bappenas, dan Millennium Challenge Corporation (MCC) sebagai pemberi hibah.
Ada delapan model Proyek Kemakmuran Hijau yang telah disiapkan, sebanyak 24 kabupaten di seluruh provinsi dilibatkan, 13 diantaranya sudah menandatangani MoU menjalankan program tersebut.
"Dengan demikian jendela hibah sebagai fasilitas Kemakmuran Hijau sudah diluncurkan," ujar dia.
Fasilitas tersebut lanjutnya, memberikan dana melalui skema hibah kemitraan, hibah sumber daya alam berbasis masyarakat, dan hibah energi terbarukan. Pendanaan tersebut diberikan untuk mendukung pembangunan energi terbarukan dalam skala kecil.
"Hibah energi terbarukan untuk skala kecil, 10 KW kira-kira. Dan pengembangannya dapat bekerja sama dengan sektor swasta pula," ujar dia.
Guna mendukung pembangunan energi terbarukan skala kecil maka proyek dapat dijalankan atas kerja sama kelompok masyarakat dengan sektor swasta baik lokal, nasional, hingga internasional.
Anggota Wali Amanat MCA Indonesia Rachmad Gobel mengatakan dengan diluncurkan Proyek Kemakmuran Hijau tersebut maka pihaknya sudah mulai menerima Expression of Interest (Eol) atau proposal untuk hibah kemitraan bagi pengembangan komoditas kakao.
Sementara undangan pengajuan proposal untuk skema pendanaan yang lain akan diumumkan secara bertahap dan disosialisasikan kepada publik.
"Ini peluang baik bagi inisiatif inovasi tang menggabingkan pendekatan ekonomi dan keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam dan energi terbarukan dalam model pembangunan rendah karbon," ujar dia.
Proses aplikasi dilakukan secara transparan dan akuntabel. Pengajuan proposal dapat dilihat di laman http://gp.mca-indonesia.go.id/gp-facility/. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Wakil Menteri PPN/Bappenas Lukita Dinarsyah Tuwo saat meluncurkan Proyek Kemakmuran Hijau di Jakarta, Kamis, mengatakan fasilitas ini dibentuk untuk mampu mengembangkan skema pembiayaan dalam rangka mendorong investasi swasta untuk dua bidang sekaligus.
"Fasilitas Kemakmuran Hijau, diberikan dalam skema pendanaan sebagai fasilitas pembiayaan di bidang energi terbarukan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan," katanya.
Persyaratan program sudah dibentuk, disetujui juga oleh Kementerian Keuangan, Bappenas, dan Millennium Challenge Corporation (MCC) sebagai pemberi hibah.
Ada delapan model Proyek Kemakmuran Hijau yang telah disiapkan, sebanyak 24 kabupaten di seluruh provinsi dilibatkan, 13 diantaranya sudah menandatangani MoU menjalankan program tersebut.
"Dengan demikian jendela hibah sebagai fasilitas Kemakmuran Hijau sudah diluncurkan," ujar dia.
Fasilitas tersebut lanjutnya, memberikan dana melalui skema hibah kemitraan, hibah sumber daya alam berbasis masyarakat, dan hibah energi terbarukan. Pendanaan tersebut diberikan untuk mendukung pembangunan energi terbarukan dalam skala kecil.
"Hibah energi terbarukan untuk skala kecil, 10 KW kira-kira. Dan pengembangannya dapat bekerja sama dengan sektor swasta pula," ujar dia.
Guna mendukung pembangunan energi terbarukan skala kecil maka proyek dapat dijalankan atas kerja sama kelompok masyarakat dengan sektor swasta baik lokal, nasional, hingga internasional.
Anggota Wali Amanat MCA Indonesia Rachmad Gobel mengatakan dengan diluncurkan Proyek Kemakmuran Hijau tersebut maka pihaknya sudah mulai menerima Expression of Interest (Eol) atau proposal untuk hibah kemitraan bagi pengembangan komoditas kakao.
Sementara undangan pengajuan proposal untuk skema pendanaan yang lain akan diumumkan secara bertahap dan disosialisasikan kepada publik.
"Ini peluang baik bagi inisiatif inovasi tang menggabingkan pendekatan ekonomi dan keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam dan energi terbarukan dalam model pembangunan rendah karbon," ujar dia.
Proses aplikasi dilakukan secara transparan dan akuntabel. Pengajuan proposal dapat dilihat di laman http://gp.mca-indonesia.go.id/gp-facility/. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014