Denpasar (Antara Bali) - Sistem pengairan khas Bali, subak, dan keberadaan sawah berundak-undak di Jatiluwih dimasukkan dalam proposal penetapak tiga kawasan di Bali sebagai warisan budaya dunia (WBD).

"Dengan mengikutsertakan subak menyebabkan kawasan yang dijadikan WBD cukup luas, termasuk kawasan hutan sekitar Danau Buyan di Kabupaten Tabanan dan Danau Tamblingan di Kabupaten Buleleng," kata  kata tim ahli penyusunan Proposal WBD  Prof Dr I Gde Parimartha, di Denpasar Senin.

Prof Parimarha, yang juga Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Udayana mengatakan, kawasan subak di sekitar Pura Taman Ayun, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung dan subak di sepanjang Sungai Pekerisan, Kabupaten Gianyar juga masuk dalam proposal itu.

"Proposal tahap pertama itu sebenarnya tidak masalah, karena hanya mengusulkan tiga obyek, tanpa menyertakan subak dan danau yang ada di sekitarnya," kata Parimartha.

Tim dari organisasi dunia yang menangani masalah sosial, pendidikan dan kebudayaan (UNESCO) kembali menyarankan agar usulan WBD di Bali itu dilakukan pemetaan ulang menyangkut batas-batas yang jelas dari ketiga objek untuk bisa dikelola dengan baik.

"UNESCO menginginkan ada batas-batas yang jelas dalam areal kawasan WBD guna memudahkan pengelolaan dan penyelamatan kawasan tersebut di masa mendatang," ujarnya.

Hal itu menurut Parimartha sangat beralasan, karena kawasan subak di Bali selama ini sangat sulit menjaga kelangsungan dan kesinambungannya akibat terjadinya alih fungsi lahan sawah antara lain untuk pemukiman dan perumahan.

"Meskipun lahan sawah itu tidak dijual, tapi berubah menjadi bangunan, karena lahan pada tempat tinggal orang tuanya sudah penuh," ujar Parimartha.

Kondisi demikian, kata dia, menyebabkan persawahan yang beririgasi permanen juga mengalami perubahan fungsi.

"Hal itu berbeda halnya dengan subak Jatiluwih yang diusulkan menjadi WBD atas dasar kesepakatan petani dan masyarakat setempat yang didukung oleh Pemkab Tabanan," ujar Prof parimartha.

Penyempurnaan proposal terhadap tiga kawasan yang diusulkan menjadi WBD menyangkut batas-batas yang jelas masih diupayakan dan tim dari UNESCO sudah beberapa kali meninjau ke kawasan tersebut. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010