Denpasar (Antara Bali) - Pakar psikologi dari Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Provinsi Bali Retno IG Kusuma mendorong produsen rokok untuk menekan jumlah perokok dengan mencantumkan gambar bahaya merokok.

"Dengan menggunakan lebel gambar bahaya merokok mampu dimengerti dengan cepat oleh orang banyak bahkan masyarakat yang tak bisa membaca pun juga bisa mengartikannya," ujarnya di Denpasar, Selasa.

Menurut dia, kekuatan lebel gambar lebih mudah dipahami ketimbang kata-kata. Oleh sebab itu, para konsumen yang membeli rokok tidak menghiraukan kata-kata yang tertera di bagian luar bungkus rokok.

Namun, dengan melihat gambar dan simbol akan dapat lebih mudah dipahami sehingga mampu mengubah pemikiran atau "mindset" seorang perokok aktif secara perlahan.

"Dengan penggunaan gambar dapat mengubah persepsi seseorang untuk mengurangi dan menekan perokok aktif," ujarnya.

Sejak diberlakukannya label rokok yang berisi dengan gambar bahaya rokok, lanjut dia, produsen rokok diharuskan menarik kembali produk rokoknya yang sudah beredar di pasaran untuk menambahkan lima gambar yang direkomendasi dari Kementerian Kesehatan.

Retno menambahkan bahwa langkah yang diambil dari Kemenkes tersebut merupakan langkah positif dari segi kesehatan untuk dapat menekan perokok aktif dari segi pembelian rokok.

Selain itu, dengan adanya label gambar tersebut dapat mencegah perokok pasif mengidap penyakit kanker. "Hal ini secara langsung menekan perokok aktif dan menolong perokok pasif juga," ujarnya.

Dengan label gambar masyarakat dapat melihat dengan nyata dampak akibat bila sering merokok. "Metode menggunakan gambar ini juga banyak digunakan untuk menerapi seseorang apabila ingin berhenti merokok," ujranya.

Apanila label gambar tersebut berdampak positif, lanjut dia, maka secara perlahan perokok aktif akan berkurang.

"Misalkan saja masyarakat kita meniru orang di Singapura yang tidak sembarangan merokok di tempat umum sehingga bisa menghormati orang lain," ujarnya.

Selain itu, hukum yang mengatur larangan merokok di tempat umum harus tegas sehingga secara perlahan dapat mengurangi perokok aktif dan akan berhenti merokok. (WDY)

Pewarta: Oleh I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014