Jakarta (Antara Bali) - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan
M Romahurmuziy menilai rilis kursi partai politik dalam hitung cepat
yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) dan
ditayangkan dalam laman saifulmujani.com menyesatkan.
"Setelah saya cek cara membreakdown (menurunkannya dalam) perolehan kursi parpol per daerah pemilihan (dapil), SMRC sangat menyesatkan dan membodohi publik," katanya melalui siaran pers yang diterima Antara, Kamis.
Ia mencurigai, ini disengaja untuk menggiring opini bagi kepentingan tertentu, yang bukan tidak mungkin disertai operasi pada proses rekapitulasi saat ini agar sesuai dengan hasil penyimpulan yang ia nilai gegabah tersebut.
Menurutnya, dengan hanya mensample 31 TPS, SMRC sudah berani menyimpulkan partai A dapat sekian kursi tahap 1 dan sekian kursi tahap 2. Mestinya, penarikan sampel dihitung berdasarkan populasi total TPS di dapil. Contohnya DIY total TPS 8.523. Mestinya dengan rumus Slovin, menurut dia, sampelnya 382 TPS.
"Jelas ini adalah sebuah penyimpulan yang tak ada dasar ilmu statistiknya sama sekali dan menunjukkan kecerobohan atau bahkan kebodohan yang luar biasa. Kecuali kalau memang dimaksudkan untuk menggiring opini untuk kepentingan partai tertentu," katanya.
Ia menjelaskan pencuplikan 2.000 TPS secara acak dari sekitar 545.000 TPS memang menggambarkan perolehan nasional pada tingkat kepercayaan sekitar 98 persen.
Tapi bila 2.200 TPS itu demikian saja dibreakdown per dapil, maka samplingnya harus berdasar populasi TPS di dapil.
"Karena itu atas nama penghormatan terhadap ilmu pengetahuan, PPP meminta SMRC untuk menarik dan meluruskan penyimpulan simplistik yang dilakukannya secara gegabah, dan tidak pernah menggunakannya lagi menyertai rilis survey apapun," katanya.
Ia juga menegaskan, PPP menghimbau seluruh lembaga survey menjunjung tinggi kaidah ilmiah dan kebenaran karena itulah modal sesungguhnya seorang ilmuwan. Jangan sampai intelektual handal ternoda dengan penghambaan pada kekuasaan katena di situlah dipertaruhkan reputasi akademiknya.
Ia menambahkan,"Pantas saja semua prediksi pra pemilu lembaga survey terhadap parpol Islam salah, wong; ilmu statistika dasarnya saja penuh pengawuran begitu."
Sementara itu, hasil quick count hingga tingkat dapil di www.saifulmujani.com/quickcount dapat diketahui detailnya dengan klik nama Saiful Mujani di pojok atas.
Untuk mengetahui kursi per dapil yang diperoleh, klik "Analisa", dan "Sebaran Suara Dapil". Tampak di sana TPS Sample, TPS masuk, dan seterusnya. Di baris selanjutnya ada breakdown "kursi tahap 1", "kursi tahap 2", dan "total kursi". (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Setelah saya cek cara membreakdown (menurunkannya dalam) perolehan kursi parpol per daerah pemilihan (dapil), SMRC sangat menyesatkan dan membodohi publik," katanya melalui siaran pers yang diterima Antara, Kamis.
Ia mencurigai, ini disengaja untuk menggiring opini bagi kepentingan tertentu, yang bukan tidak mungkin disertai operasi pada proses rekapitulasi saat ini agar sesuai dengan hasil penyimpulan yang ia nilai gegabah tersebut.
Menurutnya, dengan hanya mensample 31 TPS, SMRC sudah berani menyimpulkan partai A dapat sekian kursi tahap 1 dan sekian kursi tahap 2. Mestinya, penarikan sampel dihitung berdasarkan populasi total TPS di dapil. Contohnya DIY total TPS 8.523. Mestinya dengan rumus Slovin, menurut dia, sampelnya 382 TPS.
"Jelas ini adalah sebuah penyimpulan yang tak ada dasar ilmu statistiknya sama sekali dan menunjukkan kecerobohan atau bahkan kebodohan yang luar biasa. Kecuali kalau memang dimaksudkan untuk menggiring opini untuk kepentingan partai tertentu," katanya.
Ia menjelaskan pencuplikan 2.000 TPS secara acak dari sekitar 545.000 TPS memang menggambarkan perolehan nasional pada tingkat kepercayaan sekitar 98 persen.
Tapi bila 2.200 TPS itu demikian saja dibreakdown per dapil, maka samplingnya harus berdasar populasi TPS di dapil.
"Karena itu atas nama penghormatan terhadap ilmu pengetahuan, PPP meminta SMRC untuk menarik dan meluruskan penyimpulan simplistik yang dilakukannya secara gegabah, dan tidak pernah menggunakannya lagi menyertai rilis survey apapun," katanya.
Ia juga menegaskan, PPP menghimbau seluruh lembaga survey menjunjung tinggi kaidah ilmiah dan kebenaran karena itulah modal sesungguhnya seorang ilmuwan. Jangan sampai intelektual handal ternoda dengan penghambaan pada kekuasaan katena di situlah dipertaruhkan reputasi akademiknya.
Ia menambahkan,"Pantas saja semua prediksi pra pemilu lembaga survey terhadap parpol Islam salah, wong; ilmu statistika dasarnya saja penuh pengawuran begitu."
Sementara itu, hasil quick count hingga tingkat dapil di www.saifulmujani.com/quickcount dapat diketahui detailnya dengan klik nama Saiful Mujani di pojok atas.
Untuk mengetahui kursi per dapil yang diperoleh, klik "Analisa", dan "Sebaran Suara Dapil". Tampak di sana TPS Sample, TPS masuk, dan seterusnya. Di baris selanjutnya ada breakdown "kursi tahap 1", "kursi tahap 2", dan "total kursi". (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014