Jakarta (Antara Bali) - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan
pemerintah sedang menyiapkan paket kebijakan ekonomi ketiga untuk
memperbaiki kinerja defisit neraca transaksi berjalan.
"Kita sedang menyiapkan paket ketiga. Mudah-mudahan kuartal satu ini bisa selesai," ujarnya di Jakarta, Rabu.
Hatta menjelaskan paket tersebut akan mengatur mengenai repatriasi keuntungan bagi perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia, agar perusahaan tersebut tidak membawa profit atas jasa yang diberikan, ke luar negeri.
"Kalau keuntungan itu ditanamkan kembali di Indonesia, tentu mencegah keluar sehingga mengurangi defisit (neraca jasa). Paket ini supaya mereka tertarik menanamkan kembali modalnya disini," katanya.
Selain penerbitan paket untuk mengurangi defisit pada neraca jasa, Hatta mengatakan pemerintah akan meneruskan rencana konversi gas untuk mengurangi impor migas yang masih dominan menjadi penyumbang defisit neraca perdagangan.
"Impor migas membengkak bila kita tidak kendalikan, caranya percepat konversi gas. Selain itu kita meningkatkan ekspor, kita serius menangani defisit transaksi berjalan karena kita maunya di bawah dua persen," ujarnya.
Pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi pertama yang terdiri dari empat paket utama untuk menjaga perekonomian nasional dari dampak perubahan kebijakan ekonomi global pada akhir Agustus 2013.
Secara keseluruhan, paket tersebut bertujuan untuk memperbaiki neraca transaksi berjalan, menjaga nilai tukar, menjaga pertumbuhan ekonomi, menjaga daya beli masyarakat dan tingkat inflasi, serta mempercepat upaya investasi.
Setelah itu, pemerintah meluncurkan paket kebijakan ekonomi kedua pada Desember 2013 yang bertujuan fokus untuk mengurangi impor barang konsumsi dan mendorong nilai ekspor melalui peraturan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).
Paket kebijakan tersebut berjalan efektif karena mampu mengurangi tekanan pada defisit neraca transaksi berjalan dari yang tercatat sebesar 4,4 persen terhadap PDB pada triwulan II-2013, menjadi 3,2 persen terhadap PDB pada akhir tahun 2013. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kita sedang menyiapkan paket ketiga. Mudah-mudahan kuartal satu ini bisa selesai," ujarnya di Jakarta, Rabu.
Hatta menjelaskan paket tersebut akan mengatur mengenai repatriasi keuntungan bagi perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia, agar perusahaan tersebut tidak membawa profit atas jasa yang diberikan, ke luar negeri.
"Kalau keuntungan itu ditanamkan kembali di Indonesia, tentu mencegah keluar sehingga mengurangi defisit (neraca jasa). Paket ini supaya mereka tertarik menanamkan kembali modalnya disini," katanya.
Selain penerbitan paket untuk mengurangi defisit pada neraca jasa, Hatta mengatakan pemerintah akan meneruskan rencana konversi gas untuk mengurangi impor migas yang masih dominan menjadi penyumbang defisit neraca perdagangan.
"Impor migas membengkak bila kita tidak kendalikan, caranya percepat konversi gas. Selain itu kita meningkatkan ekspor, kita serius menangani defisit transaksi berjalan karena kita maunya di bawah dua persen," ujarnya.
Pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi pertama yang terdiri dari empat paket utama untuk menjaga perekonomian nasional dari dampak perubahan kebijakan ekonomi global pada akhir Agustus 2013.
Secara keseluruhan, paket tersebut bertujuan untuk memperbaiki neraca transaksi berjalan, menjaga nilai tukar, menjaga pertumbuhan ekonomi, menjaga daya beli masyarakat dan tingkat inflasi, serta mempercepat upaya investasi.
Setelah itu, pemerintah meluncurkan paket kebijakan ekonomi kedua pada Desember 2013 yang bertujuan fokus untuk mengurangi impor barang konsumsi dan mendorong nilai ekspor melalui peraturan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).
Paket kebijakan tersebut berjalan efektif karena mampu mengurangi tekanan pada defisit neraca transaksi berjalan dari yang tercatat sebesar 4,4 persen terhadap PDB pada triwulan II-2013, menjadi 3,2 persen terhadap PDB pada akhir tahun 2013. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014