Denpasar (Antara Bali) - Harga jual komoditas perkebunan rakyat di tingkat petani di Bali seperti kakao, cengkeh, kopi robusta, mengalami kenaikan.
"Harga hasil perkebunan rakyat daerah ini mengalami kenaikan yang signifikan dan hal itu sesuai harapan petani," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran di Denpasar, Senin.
Ia menyebutkan, harga kopi jenis robusta misalnya naik Rp2.400/kg menjadi Rp27.000/kg awal Pebruari 2014, sementara kopi arabika kualitas terbaik yang sebelumnya sudah naik kini tetap bertahan Rp35.000/kg.
Selain kopi Robusta, kakao juga merangkak naik dari Rp24.800/kg menjadi Rp26.000/kg sekarang melonjak lagi menjadi seharga Rp32.000/kg awal Pebruari 2014, yang banyak dibeli oleh pedagang antarpulau sebagai komoditi ekspor.
Sementara harga cengkih di tingkat petani di daerah ini tetap bertahan menjadi Rp135.000/kg sejak awal September 2013 hingga sekarang, sedangkan gagang bunganya berfluktuasi karena awal naik menjadi Rp20.000/kg, kini turun lagi menjadi Rp15.000/kg.
Petani menikmati harga yang baik tentu berkat upaya petani yang selalu memperhatikan kualitas produksi dengan melakukan petik merah sehingga harga tetap lebih baik dari rata-rata pasaran internasional. (ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Harga hasil perkebunan rakyat daerah ini mengalami kenaikan yang signifikan dan hal itu sesuai harapan petani," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran di Denpasar, Senin.
Ia menyebutkan, harga kopi jenis robusta misalnya naik Rp2.400/kg menjadi Rp27.000/kg awal Pebruari 2014, sementara kopi arabika kualitas terbaik yang sebelumnya sudah naik kini tetap bertahan Rp35.000/kg.
Selain kopi Robusta, kakao juga merangkak naik dari Rp24.800/kg menjadi Rp26.000/kg sekarang melonjak lagi menjadi seharga Rp32.000/kg awal Pebruari 2014, yang banyak dibeli oleh pedagang antarpulau sebagai komoditi ekspor.
Sementara harga cengkih di tingkat petani di daerah ini tetap bertahan menjadi Rp135.000/kg sejak awal September 2013 hingga sekarang, sedangkan gagang bunganya berfluktuasi karena awal naik menjadi Rp20.000/kg, kini turun lagi menjadi Rp15.000/kg.
Petani menikmati harga yang baik tentu berkat upaya petani yang selalu memperhatikan kualitas produksi dengan melakukan petik merah sehingga harga tetap lebih baik dari rata-rata pasaran internasional. (ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014