Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga(Disdikpora) Provinsi Bali Tjokorda Istri Agung Kusumawardhani SH MH mengatakan keluarga menjadi tempat awal pemuda belajar tentang anti-korupsi.
"Sebagai penerus pembangunan agar kelak mampu mewujudkan bangsa menjadi lebih maju," kata Kadisdikpora Bali TIA Kusumawardhani di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, orang tua memiliki peranan utama dalam pendidikan karakter dan merekalah yang secara langsung memberikan contoh bagaimana sikap anti korupsi kepada anaknya.
Penanaman sikap anti korupsi bisa dicontohkan dengan hal yang sederhana dan dimulai sejak dini. "Bisa diajarkan sejak kecil bagaimana memupuk sikap jujur, seperti mengembalikan uang sisa jika disuruh berbelanja dan jangan begitu saja langsung digunakan oleh si anak," ujarnya.
Hendaknya orang tua sekarang harus lebih menjadi pendengar bagi anaknya, apalagi anak remaja. "Jangan diajarkan hanya selalu menerima instruksi, ini akan menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri dalam menentukan sikap dalam hidupnya" katanya.
"Tantangannya adalah bagaimana menyatukan pandangan orang tua dengan anak, karena era sekarang dengan dulu era orang tuanya muda sangat berbeda, apalagi dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat," kata Kusumawardani.(LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Sebagai penerus pembangunan agar kelak mampu mewujudkan bangsa menjadi lebih maju," kata Kadisdikpora Bali TIA Kusumawardhani di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, orang tua memiliki peranan utama dalam pendidikan karakter dan merekalah yang secara langsung memberikan contoh bagaimana sikap anti korupsi kepada anaknya.
Penanaman sikap anti korupsi bisa dicontohkan dengan hal yang sederhana dan dimulai sejak dini. "Bisa diajarkan sejak kecil bagaimana memupuk sikap jujur, seperti mengembalikan uang sisa jika disuruh berbelanja dan jangan begitu saja langsung digunakan oleh si anak," ujarnya.
Hendaknya orang tua sekarang harus lebih menjadi pendengar bagi anaknya, apalagi anak remaja. "Jangan diajarkan hanya selalu menerima instruksi, ini akan menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri dalam menentukan sikap dalam hidupnya" katanya.
"Tantangannya adalah bagaimana menyatukan pandangan orang tua dengan anak, karena era sekarang dengan dulu era orang tuanya muda sangat berbeda, apalagi dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat," kata Kusumawardani.(LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013