Denpasar (Antara Bali) - Tersedianya fasilitas jalan untuk kendaraan roda empat maupun sepeda motor di kawasan organisasi pengairan tradisional bidang pertanian (Subak) di Bali mendorong usaha pengembangan agrobisnis dan kegiatan ekonomi produktif lainnya.

"Fasilitas dalam kawasan subak itu sangat membantu petani dalam memasarkan hasil produksi, sehingga harga yang dinikmatinya lebih bagus, dibanding subak yang tidak bisa dilalui kendaraan," kata Dekan Fakultas Pertanian Universitas Dwijendera Denpasar Dr Ir Gede Sedana, Minggu.

Ia sebelumnya melakukan penelitian tentang pengembangan agrobisnis pada dua subak di daerah "gudang beras" Kabupaten Tabanan untuk kepentingan menyusun desertasi berjudul "Modal sosial daalam pengembangan agribisnis petani pada sistem subak di Bali" untuk meraih gelar doktor pada Program Studi Ilmu Pertanian, Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Prasarana fisik seperti jalan untuk kendaraan di sejumlah kawasan subak dan daerah sekitarnya relatif bagus sehingga menjadi faktor pendukung dalam pengembangan agribisnis.

Demikian pula fasilitas pendukung lainnya seperti jaringan komunikasi, listrik dan air minum sangat membantu dan memberikan kemudahan kepada masyarakat desa termasuk petani yang terhimpun dalam wadah subak.

Kedua subak yang menjadi sasaran penelitian tersebut adalah Subak Gauma dan Selanbawak di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Kedua subak itu dipilih karena telah mendapat pembinaan secara intensif dari Dinas Pertanian setempat.

Gede Sedana menambahkan, tingkat kepercayaan anggota subak terhadap modal sosial kepercayaan cukup tinggi dengan rata-rata 82,27 persen dari skor maksimal dengan kisaran antara 48,33 persen sampai 91,67 persen.  (LHS)

Pewarta: Oleh IK Sutika

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013