Gianyar (Antara Bali) - Pulau Dewata semakin menarik sebagai detinasi wisata favorit dengan dibukanya Taman Nusa yang merepretansikan adat dan budaya Nusantara sekaligus sebagai ajang edukasi bagi masyarakat luas.
Sebagai miniatur budaya Indonesia, Taman Nusa mampu menghadirkan perkampungan budaya Nusantara lengkap dengan adat-istiadatnya yang dipadu dengan pemandangan alam Pulau Dewata. Di Taman Nusa terdapat replika rumah adat berbagai daerah. Di setiap anjungan rumah adat itu, pengunjung dapat suguhan tari-tarian tradisional dari berbagai etnis budaya bangsa Indonesia.
Taman Nusa juga menyimpan replika benda-benda peninggalan masa prasejarah, mulai dari peralatan rumah tangga hingga peralatan pertanian yang terbuat dari batu dan perunggu. Pengunjung seakan hidup pada masa lampau dengan suasana alam yang berbatuan karena di dalam Taman Nusa juga terdapat gua.
Bagi yang ingin mengetahui sejarah berdirinya Republik Indonesia, pengunjung dapat mendatangi areal patung Soekarno dan Mohammad Hatta yang membacakan naskah proklamasi Kemerdekaan RI. Perjalanan bangsa menjelang masa kemerdekaan dapat dilihat melalui diorama yang memberikan kesan kepada pengunjung seakan-akan berada pada situasi sesungguhnya. Selanjutnya pengunjung bisa mengikuti dinamika perjalanan bangsa Indonesia dari waktu ke waktu di tempat itu.
Untuk memenuhi keinginan pengunjung yang haus akan ilmu pengetahuan dan budaya, Taman Nusa juga melengkapinya dengan Museum Etnografi yang menyimpan replika benda-benda budaya Nusantara, Museum
Wayang, dan Museum Kain. Terdapat juga perpustakaan dengan koleksi buku-buku arstitektur bangunan khas Nusantara sesuai falsafah dan budaya bangsa.
Direktur Utama PT Taman Nusa, Ir Santoso Senangsyah, berharap objek wisata yang dikembangkannya itu menjadi tolok ukur Bali sebagai destinasi wisata primadona yang komperehensif menggambarkan adat dan budaya bangsa Indonesia.
Impian itu juga diwujudkan Santoso dengan membangun replika Candi Borobudur yang pernah masuk jajaran tujuh keajaiban dunia. Untuk membuat replika candi tiga lantai berukuran 400 meter persegi di Taman Nusa, Santoso mendatangkan seniman dari Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, agar replika itu memiliki aura yang seperti aslinya. Pengunjung dapat menaiki dan menikmati relief di setiap dinding candi.
"Dengan adanya miniatur budaya Indonesia, Taman Nusa dapat menjadi jendela bagi dunia sebagai sarana pendidikan dan pelestarian budaya bangsa secara terpadu. Taman Nusa diangkat dari keanekaragaman kepulauan yang dimiliki Indonesia yang unik," ujarnya didampingi Humas PT Taman Nusa I Gusti Panca Buana Karya.
Sekitar 60 persen tenaga kerja Taman Nusa merupakan warga Kabupaten Gianyar. "Cita-cita kami adalah menciptakan lapangan kerja baru di Kabupaten Gianyar," kata pria kelahiran Jambi 72 tahun silam.
Fasilitas dan Lokasi
Taman Nusa berdiri di atas lahan seluas 15 hektare di Dusun Adat Blahpane, Desa Sidan, Kabupaten Gianyar, yang berjarak sekitar 30 kilometer arah timur laut Kota Denpasar. Objek wisata tersebut membentang dari utara ke selatan sepanjang 600 meter.
Taman Nusa dilengkapi dengan berbagai fasilitas, di antaranya VIP lounge, mushola, auditorium yang mampu menampung 250 tempat duduk, dan restoran Royal Sidan yang menawarkan menu internasional. Restoran dua lantai itu mampu menampung 280 pengunjung.
Selain itu Taman Nusa juga menawarkan menu pilihan khas Nusantara di restoran Dapur Nusa berkapasitas 160 orang di "ground floor", 60 orang di ruang terbuka (outdoor), dan 400 orang di "upper floor". Di Dapur Nusa juga terdapat kafetaria yang menyajikan menu khas sendiri-sendiri, seperti Maluku Cafe, Toraja Cafe, Palembang Cafe, Riau Cafe, dan Jawa Cafe.
Areal parkir Taman Nusa mampu menampung 30 unit bus dan 25 unit mobil serta sejumlah kendaraan roda dua.
Untuk menuju lokasi Taman Nusa dapat melalui dua arah. Dari arah Bandara Internasional Ngurah Rai, pengunjung bisa melalui Jalan Bypass Ngurah Rai menuju Jalan Bypass Ida Bagus Mantra. Kemudian sesampai di perempatan Pantai Lebih, Kabupaten Gianyar, pengunjung belok arah ke kiri sampai menemukan Lapangan Astina untuk selanjutnya belok ke kanan menuju Banjar Blahpane.
Sementara dari arah Pasar Seni Sukawati, pengunjung dapat langsung menuju Patung Bayi lalu belok ke kanan sampai menemukan Lapangan Astina, Gianyar. Dari Lapangan Astina pengunjung berjalan lurus sekitar 1,5 kilometer menuju lokasi dengan mengikuti petunjuk jalan menuju Kabupaten Bangli.
Sesampainya di Taman Nusa, pengunjung mendapat panduan dari petugas. Dari lokasi parkir kendaraan, Taman Nusa menawarkan fasilitas gratis berupa transportasi "buggy" sejenis "city car" berenergi listrik yang mampu mengangkut lima orang.
Taman Nusa juga memberikan fasilitas khusus kepada penyandang cacat (difabel) dari areal parkir menuju objek wisata tersebut. Di areal parkir dilengkapi dengan 60 loker dan tempat beristirahat bagi pengemudi. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Sebagai miniatur budaya Indonesia, Taman Nusa mampu menghadirkan perkampungan budaya Nusantara lengkap dengan adat-istiadatnya yang dipadu dengan pemandangan alam Pulau Dewata. Di Taman Nusa terdapat replika rumah adat berbagai daerah. Di setiap anjungan rumah adat itu, pengunjung dapat suguhan tari-tarian tradisional dari berbagai etnis budaya bangsa Indonesia.
Taman Nusa juga menyimpan replika benda-benda peninggalan masa prasejarah, mulai dari peralatan rumah tangga hingga peralatan pertanian yang terbuat dari batu dan perunggu. Pengunjung seakan hidup pada masa lampau dengan suasana alam yang berbatuan karena di dalam Taman Nusa juga terdapat gua.
Bagi yang ingin mengetahui sejarah berdirinya Republik Indonesia, pengunjung dapat mendatangi areal patung Soekarno dan Mohammad Hatta yang membacakan naskah proklamasi Kemerdekaan RI. Perjalanan bangsa menjelang masa kemerdekaan dapat dilihat melalui diorama yang memberikan kesan kepada pengunjung seakan-akan berada pada situasi sesungguhnya. Selanjutnya pengunjung bisa mengikuti dinamika perjalanan bangsa Indonesia dari waktu ke waktu di tempat itu.
Untuk memenuhi keinginan pengunjung yang haus akan ilmu pengetahuan dan budaya, Taman Nusa juga melengkapinya dengan Museum Etnografi yang menyimpan replika benda-benda budaya Nusantara, Museum
Wayang, dan Museum Kain. Terdapat juga perpustakaan dengan koleksi buku-buku arstitektur bangunan khas Nusantara sesuai falsafah dan budaya bangsa.
Direktur Utama PT Taman Nusa, Ir Santoso Senangsyah, berharap objek wisata yang dikembangkannya itu menjadi tolok ukur Bali sebagai destinasi wisata primadona yang komperehensif menggambarkan adat dan budaya bangsa Indonesia.
Impian itu juga diwujudkan Santoso dengan membangun replika Candi Borobudur yang pernah masuk jajaran tujuh keajaiban dunia. Untuk membuat replika candi tiga lantai berukuran 400 meter persegi di Taman Nusa, Santoso mendatangkan seniman dari Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, agar replika itu memiliki aura yang seperti aslinya. Pengunjung dapat menaiki dan menikmati relief di setiap dinding candi.
"Dengan adanya miniatur budaya Indonesia, Taman Nusa dapat menjadi jendela bagi dunia sebagai sarana pendidikan dan pelestarian budaya bangsa secara terpadu. Taman Nusa diangkat dari keanekaragaman kepulauan yang dimiliki Indonesia yang unik," ujarnya didampingi Humas PT Taman Nusa I Gusti Panca Buana Karya.
Sekitar 60 persen tenaga kerja Taman Nusa merupakan warga Kabupaten Gianyar. "Cita-cita kami adalah menciptakan lapangan kerja baru di Kabupaten Gianyar," kata pria kelahiran Jambi 72 tahun silam.
Fasilitas dan Lokasi
Taman Nusa berdiri di atas lahan seluas 15 hektare di Dusun Adat Blahpane, Desa Sidan, Kabupaten Gianyar, yang berjarak sekitar 30 kilometer arah timur laut Kota Denpasar. Objek wisata tersebut membentang dari utara ke selatan sepanjang 600 meter.
Taman Nusa dilengkapi dengan berbagai fasilitas, di antaranya VIP lounge, mushola, auditorium yang mampu menampung 250 tempat duduk, dan restoran Royal Sidan yang menawarkan menu internasional. Restoran dua lantai itu mampu menampung 280 pengunjung.
Selain itu Taman Nusa juga menawarkan menu pilihan khas Nusantara di restoran Dapur Nusa berkapasitas 160 orang di "ground floor", 60 orang di ruang terbuka (outdoor), dan 400 orang di "upper floor". Di Dapur Nusa juga terdapat kafetaria yang menyajikan menu khas sendiri-sendiri, seperti Maluku Cafe, Toraja Cafe, Palembang Cafe, Riau Cafe, dan Jawa Cafe.
Areal parkir Taman Nusa mampu menampung 30 unit bus dan 25 unit mobil serta sejumlah kendaraan roda dua.
Untuk menuju lokasi Taman Nusa dapat melalui dua arah. Dari arah Bandara Internasional Ngurah Rai, pengunjung bisa melalui Jalan Bypass Ngurah Rai menuju Jalan Bypass Ida Bagus Mantra. Kemudian sesampai di perempatan Pantai Lebih, Kabupaten Gianyar, pengunjung belok arah ke kiri sampai menemukan Lapangan Astina untuk selanjutnya belok ke kanan menuju Banjar Blahpane.
Sementara dari arah Pasar Seni Sukawati, pengunjung dapat langsung menuju Patung Bayi lalu belok ke kanan sampai menemukan Lapangan Astina, Gianyar. Dari Lapangan Astina pengunjung berjalan lurus sekitar 1,5 kilometer menuju lokasi dengan mengikuti petunjuk jalan menuju Kabupaten Bangli.
Sesampainya di Taman Nusa, pengunjung mendapat panduan dari petugas. Dari lokasi parkir kendaraan, Taman Nusa menawarkan fasilitas gratis berupa transportasi "buggy" sejenis "city car" berenergi listrik yang mampu mengangkut lima orang.
Taman Nusa juga memberikan fasilitas khusus kepada penyandang cacat (difabel) dari areal parkir menuju objek wisata tersebut. Di areal parkir dilengkapi dengan 60 loker dan tempat beristirahat bagi pengemudi. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013